PROSES PEMBUATAN
BESI TUANG DAN BESI TEMPA
Setelah mempelajari bab ini,
mahasiswa diharapkan dapat:
-
Menyebutkan
perbedaan besi tuang dan besi tempa.
-
Menjelaskan proses pembuatan
besi tuang.
-
Menjelaskan perbedaan tiap jenis besi
tuang
-
Menjelaskan
pengaruh unsur-unsur paduan dalam besi tuang.
-
Menjelaskan proses pembuatan
besi tempa.
-
Menjelaskan perbedaan tiap jenis besi
tempa.
-
Menjelaskan
pengaruh unsur-unsur paduan dalam besi tempa.
5.1. Pendahuluan
Besi kasar yang dihasilkan dari dapur
tinggi kurang sesuai untuk dijadikan bahan baku dalam pembuatan peralatan-peralatan
teknik. Hal itu disebabkan oleh kandungan unsur-unsur campuran logam lain di
atas 10% yang menyebabkan sifat keras, rapuh, dan tidak mudah dibentuk, baik
dalam keadaan panas maupun dalam keadaan dingin. Oleh sebab itu, besi kasar
perlu diproses lebih lanjut untuk dijadikan besi tuang dan tempa, baja, dan
sebagainya.
Besi tuang dapat didefinisikan
sebagai logam campuran dari besi yang mengandung unsur karbon di atas 1,7%
(biasanya mengandung unsur karbon sekitar 2,4 – 4,2%). Besi tempa adalah besi yang mengandung 99% besi murni dan
0,02 – 0, 1% karbon.
Proses
pembentukan besi tuang lebih sukar daripada pembuatan logam tempa (besi tempa
atau baja tempa). Logam tempa dapat dibentuk dengan mesin-mesin perkakas dalam
batas toleransi pengerjaan dan dapat dibuat lebih kecil. Kebutuhan alat-alat
dari logam tuang lebih besar daripada kebutuhan alat-alat dari logam tempa.
5.2. Besi Tuang
Besi tuang dihasilkan dengan cara
mencairkan besi kasar di dalam dapur yang sesuai. Terlebih dahulu ditambahkan
besi bekas atau baja bekas sebelum proses pencairan berlangsung atau sebelum
proses penuangan dilaksanakan. Logam ini termasuk logam yang tidak mahal
(harganya lebih murah daripada logam-logam lainnya). Besi tuang dalam jumlah
yang besar dihasilkan dari pencairan besi bekas dan baja bekas.
Besi tuang yang berkualitas tinggi
dihasilkan dengan cara "suntikan" atau menambahkan grafit ke dalam
besi cair sewaktu masih dalam panci-panci tuangan. Suntikan dilakukan pada besi
tuang supaya pembentukan strukturya oleh grafit dapat dikontrol. Besi tuang
paduan dihasilkan dengan cara pemurnian dan penambahan unsur-unsur paduan ke
dalam besi tuang cair pada waktu masih berada di dalam dapur atau setelah
dikeluarkan dari dalam dapur.
5.2.1.
Dapur-Dapur
Peleburan
Proses peleburan bahan mentah dalam
pembuatan besi tuang dilakukan di dalam dapur-dapur sebagai berikut.
a.
Dapur Kubah
Dapur kubah adalah suatu dapur yang paling banyak digunakan untuk
memproduksi besi tuang. Sekitar 90% produksi besi tuang di dunia dikerjakan
secara ekonomis dalam mencairkan besi kasar, besi bekas, dan baja bekas. Dapur
ini termasuk dapur tinggi dalam skala kecil yang terdiri dari logam-logam
disusun berbentuk silinder dan bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan api.
Kapasitas dapur berdasarkan pada volume bagian bawah dapur yang berbentuk
kerucut. Dapur kubah dapat menghasilkan logam besi tuang cair sekitar 1 ton per
jam. Secara normal dapur hanya dapat bekerja selama 1 atau 2 hari. Setelah itu,
dihentikan untuk diperbaiki lapisan dapurnya.
Bahan mentah yang dimasukkan ke dalam dapur terdiri dari besi kasar, besi
dan baja bekas, kokas, batu kapur, dari udara dengan tekanan atmosfer 0,23
kg/cm2. Bahan mentah yang pertama terbakar adalah kokas. Kokas digunakan untuk memanaskan
dapur dan mencairkan bahan logam dan bahan imbuh. Kemudian terjadi reduksi
unsur-unsur campuran dan pelarutan gas bahan bakar ke dalam cairan logam
sehingga terbentuk terak cair. Logam cair dan terak cair turun ke bagian bawah
dapur, seterusnya dikeluarkan melalui lubang laluan besi tuang cair dan terak
cair. Perhatikan Gambar 6.1.

Gambar 5.1 Dapur Kubah
b.
Dapur Aduk
Dapur aduk disebut juga dapur udara. Dapur aduk dapat digunakan
berulang-ulang untuk mencairkan logam untuk kebutuhan yang spesial dan seragam,
misalnya untuk digiling dingin. Dapur jenis ini terutama digunakan untuk
memproduksi besi tempa atau besi aduk. Dalam prows produksi besi tuang
digunakan pasir untuk lapisan atas bagian alasnya dan kokas sebagai bahan
bakar.
Bahan bakar kokas dinyalakan dan dibakar
di atas, tungku. Panas yang dihasilkannya digunakan
untuk memanaskan bagian atas dapur. Kemudian pangs dipantulkan ke permukaan
bahan yang akan dicairkan sehingga bahan bakar tidak bersinggungan dengan bahan
logam cair. Proses peleburan terjadi secara perlahan-lahan. Berdasarkan
penjelasan di atas dapur aduk termasuk dapur yang kurang ekonomis. Walaupun demikian, dapat dilakukan pengontrolan tertutup
pada komposisi campuran besi tuang. Di samping itu, dapur aduk jugs digunakan
untuk memproses logam cair dalam jumlah yang besar dan komposisi campuran yang
seragam atau tidak seragam. Perhatikan Gambar 5.2.

Gambar 5.2 Dapur Aduk
c. Dapur Rotasi (Berputar)
Dapur rotasi adalah dapur pelebur logam yang digunakan untuk membuat besi
tuang yang mempunyai kualitas khusus. Dapur ini menggunakan bahan bakar minyak
atau gas. Bahan bakar digunakan untuk memanaskan bahan-bahan, sehingga terjadi
prows pencairan. Pada waktu bekerja dapur berputar, digerakkan oleh
rantai-rantai pemutar. Perhatikan Gambar 5.3.
d. Dapur Listrik
Dapur listrik digunakan untuk melebur bahan-bahan logam untuk membuat
besi tuang. Besi tuang yang dihasilkan mempunyai kualitas tinggi karena
bahan-bahan logam cair tidak bersinggungan dengan bahan bakarnya. Dapur listrik
ini mempunyai prinsip yang sama dengan dapur listrik yang digunakan untuk
memproduksi baja. Jenis yang digunakan adalah dapur listrik busur nyala tidak
langsung dan busur nyala langsung. Perhatikan Gambar 5.4.

Gambar 5.3 Dapur rotasi

Gambar 5.4 Dapur Listrik
5.2.2.
Pembentukan Struktur Besi Tuang
Struktur besi tuang terbentuk karena
terjadinya proses pembekuan (pendinginan) besi tuang cair. Bentuk strukturnya
terdiri dari austenit dan sementit. Apabila pendinginan dilakukan secara
perlahan-lahan dalam temperatur kamar, akan terjadi perubahan bentuk austenit
menjadi bentuk perlit (terdiri dari lapisan ferit dan sementit). Sementit
berubah menjadi grafit dan perlit. Proses pendinginan dengan kecepatan yang
cukup, mencegah terjadinya pembungkusan besi tuang oleh sementit dan akan
diperoleh struktur besi yang berwarna putih.
Tingkat
kecepatan pendinginan tergantung pada tebalnya lapisan besi tuang, di mana
lapisan yang tebal itu berwarna kelabu. Besi tuang berlapis tebal dengan
permukaan yang keras dan tahan pakai, diperoleh dengan cara memasukkan hesi
yang telah disepuh keras ke dalam cetakan dan dilakukan pendinginan yang
,:epat. Besi tuang yang berlapis tipis dan mempunyai struktur yang tidak
seragam Japat diubah menjadi struktur yang seragam. Oleh karena itu, besi tuang
perlu disepuh keras untuk mengurangi jumlah grafit dan dilakukan pendinginan
secara ,:epat.
Struktur
besi tuang dapat disesuaikan dengan mengatur komposisi kimia Jan pelarutan
unsur-unsur campurannya. Silikon (Si) dapat menaikkan nembentukan grafit.
Lapisan silikon (Si) berwarna kelabu apabila campurannya dikontrol pada
persentase tertentu. Besi ini sewaktu membeku menjadi keras Jan lapisannya
berwarna putih karena pengaruh campuran unsur sulfur.
Apabila
besi tuang sukar untuk dibentuk, diperlukan besi tuang yang filempunyai lapisan
tipis dan temperatur pencairan rendah. Besi tuang harus i i iengandung fosfor
sekitar 1% sehingga besi tuang mudah dibentuk dan dicairkan. Fosfor membuat
besi menjadi logam yang rapuh. Apabila kekuatannya yang dibutuhkan maka campuran
fosfor tidak diperlukan.
5.2.3.
Pengaruh
Unsur Campuran
Komposisi unsur-unsur campuran yang
larut di dalam besi tuang terdiri dari fosfor, sulfur, silikon, dan mangan, di
samping unsur pokok besi dan karbon. Pengaruh unsur-unsur campuran di dalam
besi tuang adalah sebagai berikut.
a.
Unsur Karbon (C)
Pelarutan unsur karbon (C) di dalam besi untuk membentuk larutan
mempunyai pengaruh sebagai berikut.
1)
Pelarutan
unsur karbon di dalam besi dengan persentase kecil sekitar 0,006% – 0,003%,
akan membentuk larutan padat yang strukturnya berbentuk ferit. Pelarutan ini
dilakukan dengan pendinginan secara perlahan-lahan. Pada waktu terjadi
pelarutan, unsur karbon akan cenderung terpisah membentuk grafit (karbon
bebas). Akhirnya, terbentuk struktur ferit yang terdiri dari campuran besi murni
dan grafit. Besi tuang ferit yang dihasilkan mempunyai sifat lunak, tidak kuat,
mendekati kenyal, dan mudah dibentuk dengan mesin perkakas dengan patahannya
berwarna hitam berkilat.
2)
Pelarutan
unsur karbon di dalam besi akan membentuk larutan padat yang strukturnya
berbentuk sementit atau besi karbid (Fe3C) dengan persentase karbon paling
maksimal sekitar 6,67%. Pelarutan in] akan menghasilkan suatu struktur yang
mempunyai sifat keras dan rapuh yang disebut dengan besi putih. Apabila
pelarutan unsur karbon di dalam besi dengan cara pendinginan secara cepat oleh
udara maka akan membuatnya menjadi keras dan mempunyai kekuatan tarik yang
tinggi. Akan tetapi, besi itu sukar untuk dikerjakan dengan mesin dan
patahannya berwarna putih.
3)
Pelarutan
unsur karbon di dalam besi dalam keadaan bebas (karbon bebas) akan membentuk
grafit. Apabila pembentukan grafitnya tinggi maka akan dihasilkan besi kelabu
dan cenderung tidak kuat. Pembentukan grafit dapat diubah dengan jalan
pengerjaan panas atau penyuntikan unsur-unsur logam lainnya dan pengerjaan itu
akan memperbaiki sifat-sifat mekanik besi tuang.
b.
Unsur Silikon (Si)
Pelarutan unsur silikon (Si) di dalam besi dapat mengurangi sifat larut
unsur karbon di dalam besi. Dengan demikian, silikon dapat digunakan untuk
mengontrol jumlah persentase unsur karbon yang larut di dalam besi. Apabila
di dalam larutan besi tuang tidak terdapat unsur silikon maka strukturnya
berwarna putih. Tetapi apabila ditambahkan unsur silikon dan didinginkan secara
perlahan-lahan maka strukturnya berwarna kelabu kehitam-hitaman. Besi tuang
yang didinginkan secara tiba-tiba strukturnya berwarna putih walaupun
mengandung unsur silikon. Untuk membentuk ferro silikon (logam besi silikon),
besi tuang cair ditambahkan dengan silikon sekitar 8 – 20%.
c.
Unsur Mangan
Pelarutan unsur mangan di dalam besi
tidak lebih dari 1,2%. Unsur mangan akan menaikkan kekerasan dan kekuatan
tarik pada besi tuang. Untuk membentuk mangan silikon, 50 – 70% unsur mangan
ditambahkan ke dalam besi cairan sewaktu dalam panci tuangan.
d.
Unsur Sulfur
Pelarutan unsur sulfur di dalam besi akan membuat besi tuang menjadi kuat
dan cenderung memelihara kondisinya berwarna putih. Oleh karena itu,
persentase campuran sulfur di dalam besi harus dikontrol dan dijaga serendah
mungkin.
e.
Unsur Fosfor
Pelarutan unsur fosfor (P) di dalam besi
adalah di atas 1,7% tanpa terjadi pembentukan besi fosfit. Kehadiran unsur
karbon di dalam besi dapat mengurangi sifat dapat larut unsur fosfor di dalam
besi tuang. Pelarutan unsur fosfor di dalam besi akan membuat besi tuang
bersifat lemah dan mengurangi ketahanannya terhadap guncangan. Apabila larutnya
unsur di dalam besi membentuk besi fosfit, akan membuat besi tuang mempunyai
titik cair yang rendah. Selain itu akan membuat cairan besi lebih cair pada waktu
dipanaskan karena besi fosfit akan cair pada temperatur 950°C.
TABEL 2 KOMPOSISI BESI TUANG
Komposisi
|
Persentase (%)
|
Besi
|
93 — 96
|
Karbon
|
1,80-4
|
Fosfor
|
0,05 — I
|
Sulfur
|
0,05 —0,12
|
Mangan
|
0,04— 1,20
|
Silikon
|
1 — 1,20
|
5.2.4. Jenis-Jenis
Besi Tuang
Besi tuang yang dihasilkan dari
peleburan besi kasar dengan besi dan baja bekas di dalam dapur tuangan, terdiri
dari tiga jenis, yaitu besi tuang kualitas biasa, kualitas tinggi, dan besi
tuang paduan.
a.
Besi Tuang Kualitas Biasa
Besi tuang kualitas biasa adalah logam tuangan yang dihasilkan langsung
dari dapur tuangan tanpa dilakukan pengerjaan lebih lanjut. Besi tuang ini
terdiri dari dua jenis, yaitu besi tuang kelabu dan besi tuang putih.
1)
Besi tuang kelabu
Besi tuang kelabu mempunyai lapisan
yang mengandung grafit dan mudah dikerjakan dengan mesin perkakas. Berdasarkan
kelas besi ini mempunyai kekerasan sekitar 155 – 320 HB (kekerasan Brinell). Kekuatan besi tuang ini dapat dikurangi dengan cara
perlakuan panas. Pemanasan dilakukan secara perlahan-lahan dengan temperatur
sekitar 550 – 575°C. Kemudian, tetap dipanaskan dalam temperatur tersebut
selama 3 jam, diikuti dengan pendinginan secara perlahan-lahan.
Besi tuang ini dapat dipijarkan
dingin untuk mengubah strukturnya. Pemijaran dilakukan pada temperatur 700°C yang
dipanaskan sekitar 0,5 jam. Akibat pemijaran ini akan mengubah struktur perlit
menjadi struktur ferit. Besi ini setelah dipijarkan dingin kekerasannya akan
berkurang dari 240 HB menjadi 180 HB. Oleh karena itu, besi ini dapat
dikerjakan oleh mesin perkakas dengan kecepatan putaran yang tinggi.
Besi tuang ini dapat digunakan untuk
pembuatan lemari dari peralatan mekanik, meja mesin perkakas, tromol rem,
kepala silinder, dan alai peralatan yang sejenis.
2) Besi tuang putih
Besi tuang ini mengandung unsur silikon yang rendah. Pada waktu terjadi
pembekuan susunan strukturnya akan berbentuk grafit. Apabila besi ini tidak
bercampur maka susunannya berbentuk perlit. Besi tuang mempunyai kekerasan 400
– 600 HB dan tegangan tariknya sekitar 27 kg/mm'. Tegangan tarik
ini dapat dinaikkan sampai 45 kg/mm' dengan penekanan larutan karbonnya 2,76 –
2,96%. Besi tuang dapat dipijarkan dingin pada temperatur 850°C. Kemudian
didinginkan secara cepat untuk mengurangi karbid bebas di dalam besi. Pemijaran
dingin yang diikuti dengan pendinginan secara tiba-tiba (kejutan) dilakukan
dalam keadaan darurat, untuk mencegah terjadinya V.-rubahan komposisi. Besi
tuang putih digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan: peralatan mesin
gerinda atau gilingan, mesin penghancur, komponen peralatan dapur, pisau-pisau
ketam/serut, bajak untuk pertanian, dan peralatan yang sejenis. Besi ini hanya
dapat dikerjakan dengan mesin gerinda.
Pada umumnya besi tuang yang berkualitas
biasa bersifat rapuh dan mudah patch karena guncangan. Untuk menjamin kekuatan
dan kekenyalannya yang tahan terhadap guncangan maka besi tuang diolah menjadi
besi tuang tempa. Bahan baku untuk besi tuang tempa diambil dari besi tuang
putih. Unsur karbon dapat didistribusikan langsung
secara merata ke seluruh bagian dalam struktur, sehingga akan diperoleh
sifat-sifat diperlukan. -sifat yang diperlukan. Sementara itu, besi
tuang kelabu tidak dapat dijadikan besi tuang tempat, karena lapisan besi ini
tidak kuat menerima beban regang atau tarik daq jarak antara setiap
lapisan termasuk berukuran pendek.
Besi tuang tempa
dapat digolongkan dalam 3 jenis, yaitu besi tuang tempa putih, hitam, dan
perlit.
1)
Besi
tuang tempa putih
Besi tuang tempah putih disebut juga
besi tuang tempa berinti putih yang dihasilkan dengan cara proses karburasi.
Dalam proses ini besi tuang dimasukkan ke dalam suatu tromol. Di dalam tromol,
besi ini dikelilingi bijih besi atau serbuk besi hematit. Tromol dimasukkan ke
dalam dapur pemanas dengan temperatur mencapai 950°C. Setelah dipanaskan selama
5 – 6 hari, dapur didinginkan secara perlahan-lahan hingga mencapai temperatur
kamar, kemudian tromol dikeluarkan dari dalam dapur. Terakhir, besi tuang
dikeluarkan dari dalam tromol dan dibersihkan untuk siap dikerjakan mesin.
Sewaktu proses karburasi berlangsung
struktur sementit akan berubah menjadi struktur perlit. Hal ini disebabkan oleh
karbon bebas yang larut di dalam besi dioksidasi keluar oleh bijih/serbuk
hematit. Akibatnya, besi tuang tempa yang dihasilkan mengandung karbon rendah
dan bahannya berwarna putih keperak-perakan. Kekerasan besi tuang ini
tergantung pada jarak dari tebal lapisannya, sehingga kekerasan bagian
permukaannya bertambah ke arah titik pusatnya dari 120 HB menjadi 220 HB.
Besi tuang tempa putih digunakan
sebagai bahan baku untuk membuat soket dari rangka sepeda motor, badan rumah
kemudi, leher poros, rem, garpu, alat pertanian, ulir pembawa dalam mesin-mesin
tekstil, dan sebagainya.
2)
Besi
tuang tempa hitam
Besi tuang tempa hitam disebut juga
besi tuang berinti hitam. Besi tuang yang dikerjakan dalam proses ini
mengandung karbon tidak lebih dari 2,4%. Pengontrolan komposisinya harus selalu
dilakukan selama proses berlangsung. Besi tuang tempa ini tidak sebaik besi
tuang tempa putih karena mengandung unsur karbon rendah.
Besi tuang ini dihasilkan dengan cara
yang sama dengan besi tuang tempa putih. Selama pengerjaan panas, karbon yang
hilang sejauh mungkin dihindari. Hal ini dilakukan dengan cara besi tuang dalam
tromol dikelilingi dengan bahan pembungkus yang netral atau bebas untuk
mengeluarkan udara dan dilengkapi dengan bahan penguat besi tuangan. Proses ini
menyebabkan perubahan struktur sementit menjadi bentuk ferit.
Besi tuang ini banyak digunakan untuk
bahan baku
dalam industri otomobil dan sepeda. Seperti
peralatan tuangan yang tahan terhadap guncangan dan muclah dikerjakan dengan
meson. Contohnya rumah-rumah poros gardan, leher poros, dan pengatur
diferensial. Slain itu, digunakan jugs untuk membuat pedal, tugs,
dan peralatan yang sejenis. Untuk
mesin pertanian, peralatan rem, rumah-rumah poros, dan peralatan kopling untuk
jalan kereta api.
3)
Besi tuang tempa perlit
Besi tuang tempa
perlit dihasilkan dengan cara pengerjaan panas pada besi tuang putib dengan
cara yang sama dalam menghasilkan besi tuang kelabu. Pengerjaan ini akan
mengubah susunan perlit menjadi ferit seperti dalam besi tuang tempa hitam.
Besi tuang ini mempunyai susunan perlit dengan cara menambahkan atau menaikkan
jumlah persentase unsur mangan sekitar I%. Besi tuang tempa hitam diperlakukan
panas secara konvensional atau pengerjaan panas besi tuang tempa hitam ferit.
Setelah itu,
didinginkan dengan minyak atau udara dengan suhu sekitar 850°C, kemudian
ditemper atau disepuh keras. Sebagai suatu altematif, besi tuang putih dengan
komposisi yang hampir sama digunakan untuk menghasilkan besi tempa hitam dengan
cara dipanaskan dan didinginkan dalam udara dan selanjutnya ditemper. Dalam cara ini tidak ads sifat dapat ditempa dalam
pengerjaan panas. Dalam seluruh prows, besi tuang yang dihasilkan adalah
seperti baja yang kandungan karbonnya tergantung pada kebutuhannya. Tuangan
dapat dikerjakan bila struktumya akan didekomposisi menghasilkan austenit dan
akan berubah dari struktur lapisan perlit atau karbid bentuk bola. Besi tuang
tempa perlit dapat clikeraskan dengan busur nyala atau induksi, dan melalui
pengerasan akan membuat sifat-sifat mekaniknya lengkap.
Penggunaan besi
tuang ini dengan cepat meluas dan terutama untuk penggunaan yang membutuhkan
ketahanan guncangan di mans jenis penggunaannya adalah untuk poros, rumah
diferensial, poros bubungan
b.
Besi Tuang Kualitas Tinggi
Sifat besi tuang kelabu dapat diperbaiki dengan menggunakan besi kasar yang dihaluskan atau dimasukkan secular besar baja
bekas ke dalam dapur kubah. Bentuk
dari grafitnya dapat diubah dengan cara pengerjaan panas yang lama atau
alternatif lainnya dapat dilakukan penyuntikan.
1)
Besi tuang grafit berbentuk elips
Besi tuang ini dihasilkan dengan cara menyuntik besi dengan magnesium
atau alternatif lainnya dengan Barium yang akibatnya akan mengubah bentuk dan
ukuran grafitnya. Apabila besi tuang grafit-elips berbentuk perlit dan lapisan
permukaannya terdiri dari grafit elips maka dengan jalan dipanaskan sekitar
900°C selama beberapa jam. Selanjutnya didinginkan sehingga campuran karbon
akan terpecah atau tersebar, dan struktur mikronya akan berubah menjadi
berbentuk ferit dengan lapisan permukaan berbentuk grafit elips.
Besi tuang ini mempunyai sifat-sifat
mekanik di antara sifat besi tuang kelabu dan baja. Tetapi, karena perubahan
bentuk partikel-partikel grafitnya maka sifat kelembapan besi tuang ini lebih
kecil dari besi tuang kelabu.
Besi tuang grafit ini dapat dikerjakan dengan pengembangan yang terbatas
dalam kondisi panas dan dingin, selain itu juga dapat diluruskan untuk
mengurangi pembengkokan atau ketidaklurusan. Besi tuang ini dapat dikerjakan
mesin perkakas dengan menggunakan air pendingin atau t1dak menggunakan air
pendingin. Selain itu, dapat dilas dengan menggunakan teknik yang biasa dan
disepuh secara galvanis dengan memakai bahan tembaga, nikel, atau krom supaya
tahan karat. Cara suntikan bahan-bahan lainnya dapat digunakan untuk besi tuang
paduan. Besi tuang grafit lebih kenyal dan besi tuang perlit lebih kuat. Besi
tuang ini digunakan sebagai bahan baku untuk membuat poros engkol mobil, rumah
turbin dan transmisi, dan sebagainya
2)
Besi
tuang perlit
Besi tuang perlit dapat dihasilkan
dengan cara suntikan, misalnya dengan bahan silikat kalsium. Struktur clasarnya
menjadi perlit dengan lapisan grafit yang halus.
Besi tuang yang dihasilkan terdiri dari beberapa spesifikasi yang didasarkan
atas kebutuhan pemakaian dan dikerjakan secara biasa mempunyai tegangan tarik
sekitar 21 – 59 kg/mm'.
c.
Besi Tuang Paduan
Sewaktu diperlukan sifat-sifat besi tuang yang spesial
maka sejumlah unsur campuran ditambahkan kedalamnya. Akibat
penambahan tersebut sama;an akibat penambahan pada
baja. Tetapi, akibat ini dapat dikurangi jumlah persentase campuran unsur
karbon dan lamanya pendinginan berpengaruh pada bentuk dan tebalnya. Penambahan
unsur campuran pada besi tuang bertujuan untuk memperbaiki kekuatan, kekerasan,
ketahanan karat, reaksi terhadap perlakuan panas, dan sifat-sifat fisik yang
spesial dari besi tuang.
1)
Akibat
unsur-unsur campuran
Pengaruh dan akibat yang terjadi pada besi tuang karena
penambahan unsur-unsur campuran adalah sebagai berikut.
a)
Unsur
nikel
Nikel
digunakan sebagai unsur campuran yang terpenting dan mempunyai beberapa akibat
dari penambahan unsur ini.
(1) Nikel
cenderung untuk menaikkan penggrafitan dan menutupi kerugian pada ketebalan
lapisannya yang diakibatkan oleh pendinginan. Penggrafitan ini adalah lebih
nyata pada besi putih daripada besi kelabu.
(2) Unsur
ini mempunyai temperatur eutektoid yang rendah sehingga memungkinkan besi tuang
ini untuk dikeraskan tanpa mengalami retak. Apabila kehadiran unsur ini lebih
dari 2% maka besi tuang dapat dikeraskan dengan cara pendinginan minyak. Tetapi
apabila lebih dari 4% maka besi tuang dapat dikeraskan dengan pendinginan
udara. Apabila lebih dari sekitar 6% maka.besi menjadi keras sebagai hasil
pendinginan di udara setelah dituang dan juga pengerjaan mesin menjadi sukar.
Apabila besi tuang ini mengandung nikel lebih dari 15% maka temperatur
eutektoidnya rendah dan akan diperoleh struktur bentuk austenit.
(3) Unsur
nikel menaikkan keseragaman lapisan tebal dan lapisan tipis dari besi tuang.
Hal ini membuatnya mudah untuk dikerjakan mesin perkakas dengan mencegah
timbulnya bintik-bintik yang keras pada besi tuang.
b)
Unsur
kromium
Unsur
kromium menstabilkan karbid dan juga mengimbangi atau menutupi kerugian karena
pengaruh unsur silikon. Unsur ini menghasilkan besi tuang yang keras tanpa
rapuh yang dihubungkan dengan besi tuang putih. Unsur ini digunakan bersama-sama dengan unsur nikel untuk
menghasilkan suatu struktur austenit.
c)
Unsur molibden
Besi tuang yang ditambahkan dengan sekitar
1% Mo dan nikel menghasilkan suatu asikular (seperti lapisan tipis mengelilingi
besi tuang). Tambahan unsur ini membuat best tuang mempunyai kekuatan tank yang
baik dan memperbaiki ketahanannya terhadap tumbukan.
d)
Unsur tembaga
Hanya sedikit unsur tembaga yang akan
bercampur ke dalam larutan padat besi tuang. Tetapi, hal tersebut sangat
berguna apabila dibutuhkan untuk memperbaiki ketahanan karat besi tuang yang
disebabkan oleh atmosfer.

2)
Jenis-jenis
besi tuang paduan
Beberapa besi tuang paduan yang terpenting adalah sebagai berikut.
a)
Besi tuang tahan panas
Jika besi tuang biasa digunakan pada temperatur tinggi maka besi tuang
cenderung akan menerima oksidasi dan juga terjadi pertumbuhan butir-butiran.
Hal itu mengakibatkan terjadinya pemecahan sementit menjadi bentuk ferit dan
grafit yang mengambil tempat lebih besar daripada sementit. Pertumbuhan
butir-butiran menyebabkan terjadinya pelengkungan dan pecah-pecah pada besi
tuang. Unsur campuran dalam besi tuang ini mempunyai pengaruh sebagai berikut.
(1)
Paduan
yang mengandung 5% Si mempunyai grafit yang sangat kuat dan strukturnya terdiri
dari grafit yang halus dalam lapisan ferit. Oleh karena itu,
tidak ada sementit yang terbentuk pada temperatur tinggi dan juga penyebab
pertumbuhan butir-butiran. Besi tuang paduan ini mengandung karbon sekitar 2%.
(2) Paduan yang mengandung sekitar 4% Si,
18% Ni, 3% Cr, dan hanya sekitar 2% C termasuk suatu logam yang mahal. Struktumya
sebagian besar terdiri dari bentuk austenit dengan sejumlah kecil karbid dan
lapisan grafit halus.
(3)
Paduan ini mengandung sekitar 2% Si, 14%
Ni, 1% Cr, 7% Cu, dan sekitar 2% C. Struktumya terdiri dari grafit dalam
lapisan austenit. Paduan ini cenderung untuk disepuh keras dan memerlukan
pahat-pahat potong yang tajam sewaktu dikerjakan dalam mesin perkakas. Paduan
ini juga dapat dilas dengan menggunakan perlengkapan elektroda yang sesuai.
b)
Besi tuang tahan karat
Besi tuang bentuk austenit yang tahan karat dan mengandung sekitar 14% Si
adalah juga suatu besi yang tahan dan baik terhadap asam. Tetapi paduan ini
amat rapuh dan juga amat sukar dikerjakan dengan mesin.
c)
Besi tuang kekuatan tinggi
Penambahan sekitar 1—1,5%
Ni pada besi tuang akan memperbaiki kekuatannya. Sementara itu, penambahan
sekitar 2,5% Ni, lebih dari I % Mo dan 3% C, besi tuang akan mempunyai
"pisan asikular" yaitu kekuatan tank clan tumbukan yang tinggi
daripada besi tuang yang berlapis perlit. Besi tuang asikular mudah dikerjakan
mesin perkakas dan berguna sebagai alternatif lain dari baja. Penggunaannya antara
lain untuk pembuatan poros engkol dan poros bubungan.
d)
Besi
tuang tahan pakai
Besi tuang tahan pakai
maksudnya adalah suatu logam yang dapat tahan dalam waktu lama dipakai dan
biasanya disebabkan pengaruh unsur campuran.
(1) Besi
kelabu dikeraskan mengandung sekitar 2,5% Ni, 3% C, dan I% Si. Besi ini
mempunyai kekuatan dan kekerasan yang baik, di samping itu mudah dikerjakan
mesin perkakas.
(2)
Besi kelabu martensit apabila kandungan
nikelnya dinaikkan sekitar 5% maka, strukturnya menjadi martensit dan menaikkan
kekerasannya. Akan
tetapi, besi ini sukar untuk dikerjakan dengan mesin perkakas.
(3)
Besi
tuang dikerjakan panas mengandung sekitar 2,5% Ni, 1,4% Si, dan 3% C. Besi ini
dapat dikeraskan dengan cara pengerjaan panas (heat treatment) yang
menghasilkan kekerasan pada kulitnya dan mempunyai lapisan luar tahan aus yang
sangat keras dan bagian inti yang kurang keras dan kenyal. Kecepatan
pendinginan yang besar pada bagian luar dengan jalan menuang besi tuang di
dalam cetakan pasir dengan menggunakan benda kejutan dari logam atau menuang ke
dalam cetakan yang terbuat dari logam seluruhnya.
e)
Besi
tuang lunak
Untuk memperoleh besi
tuang lunak, bahan harus dipanaskan dalam lingkungan, yang netral, lingkungan
yang netral itu diperoleh dengan jalan membungkus benda tuang dalam pasir atau
meletakkan benda tuang tanpa bungkusan dalam gas netral yang cocok, dengan demikian grafit tinggal dalam bahan akan tetapi
terdapat dalam bentuk kepingan yang dinamakan "sarang". Sarang grafit
memberi pengurangan penampang yang lebih kecil dan menyebabkan pengerjaan takik
(tekukan) yang lebih sedikit. Sesudah proses itu harus dilakukan pendinginan
yang perlahan-lahan, apabila ingin
mencegah pembentukan perlit pada suhu 723°C. Menjadi besi tuang lunak setelah
didinginkan terutama terdiri dari ferit dan grafit.
Karena adanya ferit
kenyal yang lunak dan karena bentuk sarang grafit yang menguntungkan besi tuang
lunak memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi dan regangan dari besi tuang
lunak dapat meningkatkan sampai 12%.
Untuk pembuatan besi
tuang lunak putih mengandung sekitar 3% karbon, dan besi tuang kasar untuk
pembuatan besi tuang lunak hitam mempunyai kandungan karbon sekitar 2,6%. Yang
terakhir ini harus dicairkan dalam dapur listrik karena kandungan karbon yang
rendah sulit didapat dalam dapur kubah.
Penemperan putih, adalah pemijaran benda kerja dari
besi tuang kasar lunak di dalam bahan yang mengandung oksigen, misalnya dalam
bijih besi beroksida. Dalam proses ini terurailah karbid besi Fe 3 C, karbon
bebasnya bereaksi dengan oksigen dari bijih besi. Bidang patah dari benda kerja
yang lebih tebal dindingnya, karbon terkikis dari sisi-sisinya, sedangkan
intinya berstruktur perlit.
Penemperan hitam, pemijarannya dilakukan di dalam
medium yang bebas oksigen, misalnya pasir. Medium itu tidak memberi pasangan reaksi bagi karbon
bebas yang timbul. Maks karbon berkumpul di dalam benda kerja menjadi arang
temper dan membentuk spa yang disebut "sarang temper", dari besi
tuang temper hitam dapat dibuat rumah transmisi rods gigi yang berdinding tebal
dan tromol rem.
5.3.
Besi Tempa
Besi tempa
disebut juga besi aduk karena proses peleburannya dilakukan di dalam dapur
aduk. Paduan dasarnya terdiri dari besi murni lebih kurang 99%, karbon sekitar
0,02% – 0,25%, dan bercampur dengan unser-unser Si, Mn, P, S, dan sebagainya.
Besi ini mempunyai sifat-sifat yang kenyal, keras, tahan karat, dan mudah
dilas.
Besi tempa
banyak digunakan sebagai bahan bake untuk membuat rantai. takal, kopling, jalan
kereta api, juga peralatan yang tahan terhadap guncangan yang berselang-seling.
Tetapi, besi ini diproduksi dalam jumlah yang kecil, karena biaya operasinya
mahal.
1.
Proses
Pembuatan
Besi tempa diperoleh dengan cars memproses besi kasar dan
bahan tambahan lainnya di dalam kapur aduk. Besi tempa cair yang dihasilkan
dari dalam dapur dibekukan dan dilakukan pengerjaan tempa.
Dapur aduk termasuk jenis dapur nyala yang dilengkapi
dengan tungku pembakar. Bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan api yang
terdiri dari Asida besi dan silika. Bahan dibakar di atas tungku, pangs
yang dihasilkan menguap ke atas dan memanaskan atap dapur, kemudian panasnya
dipantulkan, kembali ke atas bahan bakunya.
Proses pembuatan besi tempa dapat diuraikan sebagai
berikut.
a.
Tingkat
Pencairan
Tingkat
pencairan terjadi selama tingkat uji bahan baku dicairkan. Saat itu sebagian
besar unsur mangan dan sedikit unsur silikon dioksidasikan menjadi terak.
b.
Tingkat
Pendidihan
Tingkat
pendidihan terjadi pads besi yang telah lumen, sebagian pembersihan ditandai
dengan mulai terjadi pereduksian karbon. Karbon yang direduksi membentuk gas CO
dan CO2 yang menyebabkan gas tersebut mendidihkan bahan-bahan yang
dimasukkan ke dalam dapur. Selama dalam tingkat pendidihan terjadi proses
oksidasi antara terak cair dengan besi cairan.
c.
Tingkat
Penyelesaian
Pada
tingkat penyelesaian, besi cair yang telah membeku dibentuk bulat dan
masing-masing beratnya sekitar 30–40 kg. Kemudian, besi ditempa untuk dijadikan
balok-balok besi tempa (ingot) dan didinginkan dalam bak pendinginan. Terakhir
besi digiling untuk dijadikan batangan besi tempa yang setiap potongnya
disesuaikan dengan standar perdagangan.
Apabila
akan membuat besi tempa yang berkualitas baik maka dibentuk ukurannya sepanjang
6–9 meter. Kemudian dipanaskan kembali pads temperatur las dan digiling kembali
sehingga dihasilkan suatu besi tempa yang berkualitas baik.
2. Pengaruh
Unsur-Unsur Campuran
Adapun unsur
campuran yang larut di dalam besi tempa adalah mempunyai pengaruh sebagai
berikut.
a. Unsur
Fosfor
Unsur
fosfor larut di dalam besi tempa hanya dalam jumlah yang sedikit. Karena, unsur
ini membahayakan besi tempa dan 0,25% fosfor yang larut dalam besi membuat besi didinginkan secara singkat. Besi
yang dicampur dengan unsur fosfor akan lunak dan mudah dikerjakan pada panas
merah, tetapi rapuh dan retak-retak ketika didinginkan.
b. Unsur
Sulfur
Campuran unsur ini dalam besi
berakibat sebaliknya dari campuran unsur fosfor. Sehingga unsur ini amat
penting untuk dikeluarkan atau dikontrol jumlahnya di dalam besi. Proporsi yang
sama rendah dengan 0,03% Si menyebabkan besi dipanaskan secara singkat. Hal itu
membuat besi menjadi rapuh dan tidak dapat dikerjakan pada panas merah walaupun
memiliki kualitas yang normal sewaktu didinginkan.
c. Unsur
Silikon
Unsur ini sedikit larut dalam besi
dan cenderung membuat besi menjadi rapuh. Campuran unsur Si sekitar 0,35% yang
membuat besi cukup didinginkan secara singkat dan kurang kuat.
TABEL
3 KOMPOSISI BEST TEMPA
Komposisi
|
Persentase (%)
Persente (%)
|
|
Kualitas Biasa
|
Kualitas Tinggi
|
|
Besi
|
99,10 – 99,70
|
99,774
|
Karbon
|
0,10 – 0,25
|
0,081
|
Silikon
|
– – 0,10
|
0,104
|
Fosfor
|
0,04 – 0,20
|
0,041
|
Sulfur
|
0,02 – 0,10
|
–
|
Mangan
|
– – 0,25
|
–
|
Produksi besi tempa dilakukan dengan
cara memanaskan besi kasar dan bahan-bahan lainnya sampai mencair. Selama itu
unsur karbon direduksi dengan jalan oksidasi untuk membentuk terak cair yang
terletak pada bagian permukaan besi cair. Proses oksidasi terns berlangsung dan
pada waktu itu sebagian kecil terak tercampur kembali dalam cairan besi.
Setelah sebagian besar karbon direduksi, besi cair dan terak cair dikeluarkan
dari dalam dapur. Selanjutnya besi cair didinginkan dan dikerjakan lebih lanjut
untuk dijadikan besi tempa.
Terimakasih atas informasinya.
BalasHapusjangan lupa kunjungi https://ppns.ac.id
Tolong isi kuisionernya, semakin banyak yang ngisi semakin banyak juga balasannya. Terimakasih sudah membantu 🙏🏽
https://bit.ly/38P1KV