Laman

Jumat, 30 Januari 2015

BAHAN BUKAN LOGAM


BAHAN BUKAN LOGAM
Setelah mahasiswa mempelajari bab ini, diharapkan dapat:
-       Menjelaskan jenis-jenis bahan plastik dan proses pembuatannya.
-       Menjelaskan jenis-jenis bahan penyekat dan kegunaannya.
-       Menjelaskan jenis-jenis bahan peking dan kegunaannya.
-       Menjelaskan jenis-jenis minyak pelumas dan turunannya.
7.1.     Pendahuluan
Bahan sintetis banyak digunakan pada industri permesinan, dari industri kecil sampai industri besar. Pengolahan bahan-bahan sintetis lebih murah dibandingkan dengan bahan yang didapatkan dari pertambangan. Sehingga kalau ditinjau dari segi ekonomi dan proses, bahan sintetis lebih murah dan lebih cepat daripada bahan tambang. Pabrik pengolahan bahan-bahan sintetis bisa ditempatkan di mana saja dan tidak harus berdekatan dengan bahan asal yang akan diperolehnya. Sehingga dalam perencanaannyapun tidak terlalu sulit dibanding pabrik yang harus mengolah bahan-bahan yang berasal dari tambang.
7.2.      Plastik
Plastik merupakan bahan yang sangat penting dalam dunia permesinan dan industri modern. Plastik adalah bahan sintetis berasal dari minyak mineral, gas alam, atau dibuat dari bahan asal batu tiara, batu kapur, udara, air dan juga dari binatang dan tumbuh-tumbuhan. Pengolahannya biasanya dikerjakan pada proses panas dan tekanan.
Sifat-sifat plastik pada umumnya adalah sebagai berikut.
1.      Tahan korosi oleh atmosfer ataupun oleh beberapa zat kimia.
2.      Berat jenisnya cukup rendah, sebagian mengapung dalam air, tetapi umumnya lebih berat.
3.      Beberapa cukup ulet dan kuat, tetapi kekuatannya di bawah logam. Akan tetapi karena berat jenis plastik lebih rendah, didapatkan perbandingan yang menarik antara kekuatan dan berat.
4.      Kebanyakan bahan termoplastik mulai melunak pada suhu yang sangat rendah, sedikit mempunyai wujud yang menarik dan dapat diberi warna, ada juga yang transparan (tanpa warna).
Sifat mekanik terpenting dari plastik adalah tidak mudah pecah karena pukulan (tidak rapuh). Beberapa bahan plastik koefisien geseknya sangat rendah sehingga sering digunakan sebagai bantalan kering.
Keburukan-keburukan plastik adalah sebagai berikut.
1.      Kecenderungannya memuai yaitu menjadi lebih panjang dengan adanya beban.
2.      Di atas suhu 200°C sifatnya menjadi kurang baik.
3.      Teriadi perubahan polimer selama pemakaian yang kemungkinan sekali karena aksi dari sinar ultra violet.
Bahan plastik dibagi dalam dua golongan yaitu plastik termoseting dan termoplastik.
1. Termoseting
Bahan ini keras dan mempunyai daya tahan panas yang tinggi. Proses pengerjaan plastik termoseting adalah sebagai berikut.
Bahan bake (resin) berbentuk biji-biji kering dan bahan tambahan dimasukkan ke dalam cetakan lalu dipanaskan hingga 150°C. Kemudian ditekan dengan gaga kira-kira 150 atm. Bahan ini akan mencair dan memenuhi model. Selanjutnya dipanasi lagi hingga bahan tersebut mengeras, lalu tutup cetakan dibuka dan benda tersebut diangkat. Proses itu berlangsung pada temperatur tinggi.
Untuk mendapatkan permukaan benda yang halus cetakan harus dipoles, terutama digunakan dalam pembuatan alat-alat listrik, tread bushing, dan bearing bushing.
Bahan-bahan termoseting yaitu sebagai berikut.
a. Fenol Formaldehid
Bahan-bahan termoseting digunakan secara umum adanya polimer dasar dari fenol dan formaldehid. Penggabungan dua polimerisasi ini dengan sejumlah reaksi kondensasi. Hasil polimer murni berwarna putih susu dan lama kelamaan menjadi gelap. Butiran fenolik untuk dicetak lalu dicampur dengan bahan pewarna untuk mendapatkan warna gelap yang konstan. Salah satu nama dagang untuk fenolik "Bakelite".
Kadang-kadang butiran fenol diberi pengisi (bahan tambahan) yang berkisai, antara 50 – 80% dari berat seluruhnya untuk menirgkatkan kekuatan tumbuk. Pada prinsipnya penggunaan fenol formaldehid untuk peralatan listrik, pegangan pintu, dan sebagainya. Pemakaian sebagai laminasi paling banyak untuk isolasi listrik. Beberapa fenolik resin adalah cold setting, yaitu lem atau perekat untuk pembuatan plywood dan hardboard.
b.      Urea Formaldehid
Urea resin lebih murah daripada fenolik, warna lebih terang dan macam warna tak terbatas, di samping itu tidak berbau, tidak ada rasa dan tahan air. Selain sebagai lem yang tahan basah juga digunakan untuk tutup botol. peralatan makan, dan sebagainya.
c.    Melamin Formaldehid
Bahan ini dihasilkan dengan metode yang sama dan mempunyai sifat yang serupa dengan fenol formaldehid atau urea formaldehid. Sifat-sifat melamin formaldehid yaitu tidak berbau, tidak ada rasa dan macam warna tak terbatas. lebih tahan air, tahan alkali, dan tahan panas. Jenis pemakaiannya yaitu untuk alat-alat makan, peralatan rumah tangga, untuk bagian larutan, dan sebagainya.
2. Termoplastik
Termoplastik tersusun dari molekul-molekul panjang. Jikalau molekul panjang itu diumpamakan sebagai sebuah garis yang ditarik dan kita letakkan umpamanya dua buah molekul panjang berdampingan maka memperlihatkan suatu gambaran dari suatu termoplas dalam keadaan padat.
Jika termoplas itu dipanaskan, untuk menjaga keseimbangan maka molekul panjang akan bergerak lebih banyak. Suhu pemanasan yang menyebabkan proses ini dinamakan "suhu pelunak". Bila termoplastik dipanaskan lebih lama, molekul panjang akan bergerak keluar dari keseimbangannya dan berpindah tempat terhadap satu sama lain. Suhu pada saat tersebut dinamakan "suhu lumer" dan bahan menjadi cair.
Antara fasa padat dan cair terdapat fasa antara tambahan, saat itu bahan berada dalam keadaan lunak. Dalam keadaan itu bahan dikatakan plastis. Jadi. termoplastik adalah bahan yang menjadi plastis karena pemanasan dan bentuknya dapat diubah dalam keadaan plastis itu.
a. Bahan-Bahan Termoplastik
1) Polietilen
Polietilen/politen terjadi dari polimerisasi etiler, polimer dasar dicampur dengan bermacam-macam tambahan untuk menghasilkan bahan yang cocok untuk dituang.
Prinsip penambahan adalah sebagai berikut.
1)         lebih dari 2% karbon hitam, memperbaiki stabilitas bahan apabila terkena sinar matahari secara langsung.
2)         lebih dari 10% bahan karet mencegah terjadinya pecah pigmen menghasilkan warna yang diinginkan.
Polietilen mempunyai ketahanan terhadap larutan kimiawi, selain itu ulet dan fleksibel dengan adanya pengaruh suhu. Mempunyai suhu pelunakan yang rendah dan dapat dicetak dalam bermacam-macam bentuk. Penggunaan pokok untuk isolasi listrik, alai-alai dapur, boneka, dan sebagai lembaran untuk pembungkus.
2) Polivinil Khlorida (PVC)
Monomer vinil klorida (CH2 = CH-CI) berasal dari etilen dan siap untuk polimerisasi dengan penambahan proses untuk menjadi suatu polimer linear, dengan adanya atom klorin menyebabkan hubungan molekul dipolarisasikan dan mengakibatkan gaga tarik yang tak menentu di antara molekul-molekul. Hal inilah yang menyebabkan material ini betul-betul keras dan kaku pada suhu biasa. Tambahan-tambahan yang dicampurkan dengan PVC adalah pigmen untuk mendapatkan warna, plasticises untuk mendapatkan sifat plastik dan filler untuk mendapatkan suatu sifat atau harga yang lebih murah.
PVC mempunyai sifat yang tahan zat kimia dan larutan keras, untuk membuat tangki kimia, pipa-pipa, isolasi kawat listrik, mantel, dan sebagainya.
3) Polistiren
Polistiren dihasilkan dengan penambahan polimerisasi dari stiren (CH2 = CH. C 6 H 5 ). Polistiren adalah bahan yang rapuh dan transparan, dengan mencampurkan bahan-bahan yang lain, suatu polistiren yang ulet dengan ketahanan tumbuk dapat dihasilkan dan kini sangat lunak digunakan sebagai bahan cetak.
Untuk menghasilkan bahan cetak dari polistiren yang ulet, polimer polistiren dasar dicampur dengan 5 – 25% stiren-butadiene kopolimer. Polistiren tahan asam dan juga sangat bagus sebagai isolator listrik, dan dapat juga dengan mudah dimuaikan seperti busa padat. Polistiren kebanyakan digunakan dalam perlengkapan listrik, bagian dari refrigerator, tempat makanan, boneka, dan busy pacat untuk isolasi dan paking Stiren kopolimer lain yang cukup penting i,dalah ABS, yakni polimer tambahan dari Stiren, butadien dan akrilonitril. ABS tahan asam, alkali dan beberapa larutan minyak mineral keras, dipakai dalam pembuatan komponen bodi motor, kotak baterai, dan barang cetakan lainnya.
4) Poliamide dan Poliester
Poliamide dan poliester dihasilkan dengan reaksi kondensasi polimerisasi, nama yang umum untuk poliamide linear adalah nilon. Nilon termasuk grup bahan yang sangat kuat, ulet, dan juga mempunnyai ketahanan gesekan. Biasanya cukup fleksibel dan dengan ketaharm tumbuk yang tinggi.
Nilon mempunyai sifat tahan terhadap larutan keras dan zat kimiawi selain itu cenderung menyerap air yang menyebabkan berkurangnya kekuatan dan ketahanan terhadap kejutan.
Prinsip penggunaan nilon untuk dibuat serat dan dicetak untuk perlengkapan listrik, roda gigi, katup-katup, dan bantalan. Polletiterephtalate (terilen) adalah hasil linear poliester dengan konde dari terephtalic acid dan etilen glikol. Pada prinsipnya digunakan untuk membuat serat dan dibuat secara ekstrusi dari keadaan cair seperti halnya membuat serat nilon.
b. Metode Pembentukan Termoplastik
1) Proses pembentukan vakum
Pembentukan cara ini dilakukan untuk komponen yang relatif dalam metode ini tidak dibutuhkan cetakan yang mahal ataupun mesin yang mahal.
Gambar 7-1. Pembentukan Vakum
2) Pembentukan dengan injeksi
Pembentukan injeksi khususnya dilakukan untuk polistiren, politilen, poliamide. Resin tersebut pertama-tama dipanaskan pada silinder pemanas kemudian ditekan melalui lubang laluan menuju ke cetakan yang mana dengan pendinginan akan menjadi padat.
Gambar 7-2. Pembentukan dengan Injeksi
3) Pembentukan dengan proses ekstrusi
Mesin extruder dapat juga digunakan untuk pembentukan injeksi tetapi terutama untuk menghasilkan bahan-bahan yang panjang seperti lembaran plastik, pelapis kabel, pipa plastik, dan film. Ekstrusi adalah proses yang menggunakan panas dan tekanan untuk melelehkan polietilen dan polivinil klorida yang didorong melewati cetakan dengan ukuran yang sangat teliti pada produksi bersambung.
Gambar 7-3. Pembentukan dengan Exruder
7.3.     Bahan Isolasi
Bahan isolasi adalah bahan yang menyekat, artinya yang tidak menghantarkan. Bahan isolasi dibedakan atas bahan penyekat listrik, penyekat suara, penyekat getaran, penyekat panas, penyekat bangunan, dan bahan penyekat konstruksi bangunan mesin.
1. Bahan Penyekat Listrik
Bahan penyekat listrik harus tahan terhadap tegangan, arus listrik dan tidak boleh menghantarkan listrik, walaupun lembabnya udara, dan buruknya keadaan suhu. Bahan-bahan penyekat listrik yaitu sebagai berikut.
a.  Produk alam yaitu mika (Kolektor) dan asbes (oven listrik).
b.  Bahan keramik yaitu porselen dan steatif (isolator) dan kaca (lampu dan pipa).
c.   Zat cair yaitu minyak isolasi (transformator dan kabel) dan lak isolasi (kawat)
d.  Lapisan tekstil dan kertas yang diintegrasikan yaitu prespan (isolasi alur) kertas isolasi (kondensator), dan tekstil isolasi (kumparan).
e.  Produk organik sintetis yaitu polieten, polivinil klorida, polistiren dan karet (kawat dan kabel), dan fenol formaldehid (bahan penghubung).
2. Bahan Penyekat Suara
Bahan penyekat suara, harus sedikit mungkin dapat ditembus suara bahan ini sangat penting dalam konstruksi bangunan. Zat penyekat suara yang paling baik ialah udara dinding. Sifat ini digunakan pada konstruksi dinding berganda yaitu yang terdiri dari dua dinding terpisah sama sekali. Bahan penyekat suara yang lain adalah pelat serat kayu, pelat kumparan lunak (soft brand plate) , dan pelat jerami.
3. Bahan Penyekat Getaran
Bahan penyekat getaran harus dapat meredam getaran dan bahan ini penting dalam konstruksi bangunan-bangunan mesin dan kendaraan. Penyekat getaran yang terpenting adalah kulit dan karet. Penggunaan yang terkenal bahan ini ialah untuk kopling elastis dengan piringan antara dari kulit dan karet.
4. Bahan Penyekat Panas
Bahan penyekat panas hampir tidak boleh menghantarkan panas dan bahan ini sangat penting dalam konstruksi bangunan gedung dan konstruksi bangunan mesin. Bahan penyekat panas harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a.        Koefisien Panas Harus Rendah
b.      Daya Tahan Lembab yang Baik
c.      Daya Tahan Suhu yang Tinggi
d.      Massa Jenis yang Rendah
Karena bahan isolasi itu, massa dari konstruksi bertambah besar terutama pada bangunan mesin, sangat penting artinya untuk menjaga supaya penambahan massa tersebut berada serenclah mungkin.
7.4.     Bahan Paking
Bahan paking ialah bahan yang digunakan untuk perapat ruangan yang berisi zat cair atau gas. Sifat perapatannya dibedakan atas dua jenis, yaitu:
1)      Perapatan statis adalah perapatan bagian yang tidak bergerak terhadap satu sama lain.
2)      Perapatan dinamis
Adalah perapatan bagian-bagian yang bergerak terhadap satu sama lain. Perapatan dinamis ini dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu perapatan bagian-bagian yang bergerak bolak-balik terhadap satu sama lain dan perapatan bagian-bagian yang berputar terhadap satu sama lain.
Bahan paking dibedakan dalam kelompok bukan metalik, setengah metalik, dan metalik.
7.5.     Minyak Pelumas
Sumber utama pelumas adalah minyak bumi yang merupakan campuran beberapa organik, terutama hidrokarbon. Segala macam minyak bumi mengandung parafin (CnH2n-2), siklik parafin (naftena) (CnH2n) dan aromatik (CnHn) jumlah susunan tergantung sumber minyaknya.
Aromatik mempunyai sifat pelumasan yang baik tetapi tidak tahan oksidasi. Paraffin dan naftena lebih stabil tetapi tidak dapat menggantikan aromatik secara keseluruhan. Karena tipe aromatik tertentu bertindak sebagai penghalang oksidasi dan parafin murni tidak mempunyai sifat pelumasan yang baik.
Perbedaan yang lain yaitu aromatik mempunyai viskositas rendah, naftena mempunyai viskositas sedang, dan parafin mempunyai viskositas tinggi. Oksidasi minyak mineral umumnya menyebabkan meningkatkan viskositas serta terbentuknya asam dan zat yang tak dapat larut.
Apabila terjadi oksidasi besar-besaran akan menyebabkan korosi clan bahkan merusak logam yang dilumas, kemudian oli harus diperbarui. Daya tahan oksidasi berkurang pada suhu yang tinggi. Dengan minyak pelumas yang balk, oksidasi masih akan tetap berlangsung perlahan-lahan pada suhu 80°C. Di atas suhu tersebut kecepatan oksidasi meningkat dengan cepat. Kecepatan oksidasi tergantung pada suhu udara clan macam bahan bantalan. Oleh karena itu, sangat sulit menentukan suhu operasi maksimum dan bagaimana seringnya oli harus diganti.
Fungsi terpenting dari pelumas adalah mencegah logam bergesekan, menghindari keausan, mengurangi hilangnya tenaga, dan mengurangi timbulnya panas. Hal yang diinginkan adalah apabila gesekan logam dicegah semuanya, disebut hydrodinamik atau penuh film pelumas, di sini gesekan metal betul-­betul diganti dengan gesekan dalam pelumas yang sangat rendah. Sebaliknya karena tekanan tinggi, kecepatan rendah, pelumas tidak cukup dan sebagainya, film pelumas menjadi sangat tipis, pelumas akan disebut dalam kondisi bound­ary dlan masih menyebabkan gesekan logam.
Di samping itu gesekan juga tergantung dari kehalusan dan keadaan logam, selain kemampuan pelumas. Bahan yang tidak sejenis biasanya kurang menyebabkan kerusakan permukaan dibandingkan bahan yang sejenis.
Dalam kenyataan molekul pelumas yang berhubungan langsung dengan logam akan diserap permukaan logam. Kemampuan pelumas dan adhesi penyerapan molekul-molekul ini memberikan daya tahan pada logam.
Pada Tabel 1 disajikan daftar koefislen gesekan untuk bermacam-macam keadaan pelumasan.
TABEL 1 KOEFISIEN GESEKAN
Keadaan Gesekan atau Pelumasan
Koefisien Gesekan
Gesekan kering
0,3
Pelumasan tipis
0,1–0,3
Pelumasan tanggung
0,005-0,4
Pelumasan penuh film
0,001 – 0,005

Terlepas dari kemampuan pelumas, pelumas harus tahan lama, antara lain tahan panas dan tahan oksidasi. Minyak mineral, tumbuh-tumbuhan dan binatang atau gemuk sebagai pelumas mempunyai kemampuan pelumas tetapI tidak cukup tahan oksidasi.
Viskositas adalah ukuran tahanan mengalir suatu minyak merupakan sifat yang penting dari minyak pelumas. Beberapa tes telah dikembangkan untilk menentukan viskositas, antara lain tes Saybolt, Redwood, Engler, dan Viscosity Kinematic.
Viskositas semua cairan tergantung pada suhu. Bila suhu meningkat, daya kohesi antarmolekul berkurang. Sebagian jenis minyak perubahan viskositasnya sangat drastis dibandingkan yang lainnya.
Titik beku suatu minyak adalah suhu di mana minyak berhenti mengalir atau dapat juga disebut titik cair yaitu suhu terendah di mana minyak masih mengalir. Pengetahuan mengenai hal ini penting dalam pemakaian minyak pada suhu yang rendah.
3. Gesekan dan Pelumasan
Gesekan akan terjadi bila dua permukaan bahan yang bersinggungan digerakkan terhadap satu sama lain, gesekan itu menyebabkan keausan, dengan melumas berarti memasukkan bahan pelumas antara dua bagian yang bergerak dengan tujuan untuk mengurangi gesekan dan keausan.
a.         Gesekan Kering
Gesekan kering terjadi bila tidak terdapat bahan pelumas. Jadi, antara bagian­bagian yang bergerak terjadi kontak langsung. Perlawanan gesekan adalah akibat dari kaftan berturut-turut dari puncak bagian-bagian yang tidak rata. Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh jenis permukaan yang saling bergeser, koefisien gesek antara 0,3 sampai 0,5. Gesekan kering tidak diperbolehkan dalam peralatan teknik.
b.         Gesekan Zat Cair dan Pelumasan Penuh
Gesekan zat cair terjadi jika antara permukaan terdapat suatu lapisan bahan pelumas yang demikian tebalnya, sehingga puncak-puncak yang, tidak rats itu tidak saling menyinggung lagi. Jadi dalam hal ini tidak terdapat gesekan kering antara bagian-bagian yang bergerak melainkan suatu gerakan zat cair antara lapisan-lapisan bahan pelumas.
Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh tebalnya lapisan bahan pelumas dan oleh viskositas. Koefisien itu lebih kecil dari 0,03. Pelumasan yang terjadi karena gesekan zat cair dinamakan pelumasan penuh atau pelumasan
hidro dinamis. Keuntungan yang terpenting dari pelumasan penuh ialah pengausan yang sangat kecil.
Terjadinya pelumasan penuh tergantung dari banyak faktor, yaitu viskositas dari bahan pelumas, garis tengah poros, kecepatan putar poros, beban, suhu kerja, cara pemasukan minyak, ruang main antara poros dan bantalan, jenis beban, dan sebagainya.
c. Gesekan Setengah Kering dan Pelumasan Terbatas
Gesekan setengah kering terjadi, jika antara permukaan terdapat lapisan bahan pelumas yang demikian tebalnya, sehingga puncak-puncak yang tidak rata masih tepat bersinggungan. Jadi dalam hal ini terjadi gesekan kering sebagian dan gesekan zat cair sebagian. Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh jenis bidang yang bergeser terhadap satu sama lain, tebalnya lapisan bahan pelumas, dan viskositas serta daya lumas dari bahan pelumas. Koefisien daya lumas kira-kira 0,1. Pelumasan yang terjadi pada gesekan setengah kering dinamakan pelumasan terbatas.

4. Jenis Pelumas yang Digunakan
Minyak pelumas yang digunakan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, vaitu sebagai berikut.
1)    Minyak tumbuh-tumbuhan
Minyak tumbuh-tumbuhan diperoleh dengan cara memeras biji atau buah. Minyak tumbuh-tumbuhan yang terpenting dalam teknik ialah minyak lobak (rape oil), minyak biji katun, dan biji risinus.
2)    Minyak hewan
Minyak hewan diperoleh dengan cara merebus atau memeras tulang belulang atau lemak babi. Minyak hewan yang terpenting untuk keperluan teknik ialah minyak tulang dan minyak ikan. Minyak tersebut masing-masing diperoleh dari kaki hewan dan dari ikan. Minyak tumbuh-tumbuhan dan minyak hewan keduanya mempunyai daya lumas yang baik, oleh sebab itu minyak tersebut dinamakan minyak berlemak. Keburukan dari minyak itu ialah cepat menjadi tengik yang berarti bahwa minyak menjadi cepat tua. Minyak tumbuh-tumbuhan dan minyak hewan hampir tidak digunakan secara tersendiri sebagai minyak pelumas. Akan tetapi karena daya lumasnya baik sekali maka ditambahkan pada minyak mineral.
3)    Minyak mineral
Minyak mineral diperoleh dengan cara distilasi (penyulingan) minyak bumf secara bertahap. Minyak mineral lebih murah daripada minyak tumbuh‑
tumbuhan atau minyak hewan, akin tetapi lebili tahan lama dari kedua macam minyak tersebut. Hanya saja daya lumas dari minyak mineral tidak sebaik minyak tumbuh-tumbuhan dan minyak hewan.
4)    Minyak kompon
Minyak kompon itu adalah campuran antara minyak mineral dengan sedikit minyak tumbuh-tumbuhan atau minyak hewan. campuran ini mempynyai daya lumas yang lebih sempuma daripada minyak mineral.


5. Bahan Imbuh Aditif
Bahan imbuh aditif itu ialah zat kimia yang ditambahkan pada minyak dengan tujuan untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu dari minyak yang bersangkutan. Berbagai macam bahan imbuh itu diberi nama menurut sifat yang diperbaikinya dalam minyak.
Jenis bahan imbuh adalah sebagai berikut:
1)         bahan imbuh untuk menurunkan titik beku,
2)         bahan imbuh untuk meningkatkan indeks viskositas, dan
3)         bahan imbuh pemurni dan penyebar.
Aditif ini menjaga supaya bagian-bagian zat arang tetap tinggal melayang­layang dan mencegahnya melekat pada logam, dengan demikian pesawat yang bersangkutan tetap tinggal bersih.
6. Antioksidan dan Antikorosi
Aditif antioksidan mengurangi ketuaan minyak, jadi minyak yang diberi aditif antioksidan tidak cepat mengoksida sehingga pengasaman dapat dicegah. Aditif antikorosi memberi lapisan pelinclung pada bagian mesin, dengan demikian dapat dicegah termakannya oleh asam yang terjadi dalam minyak.
7. Peningkatan Nilai Tekanan Batas
Aditif ini mencegah dua bagian logam yang saling bersinggungan berpadu dan di sarnping itu, juga meningkatkan daya lumas minyak. Minyak yang diberi aditif peningkat nilai tekanan batas, tahan terhadap tekanan tinggi.
Pelumas dapat digunakan untuk beberapa keperluan, antara lain sebagai berikut.
1.          Oli Mesin
Tersedia dalam dua kualitas, yaitu bermutu rendah dan tinggi. Yang bermutu rendah diperuntukkan untuk bagian-bagian yang dapat dilumas dari pot oli. Kualitas yang lebih tinggi diperuntukkan untuk sistem sirkulasi (pelumasan bantalan, rods gigi transmisi beban ringan) di mana oli harus berfungsi dalam jangka waktu yang lama, bermutu, dan tahan oksidasi. Viskositas yang diberikan untuk bantalan tergantung beberapa faktor, yaitu beban, kebebasan, suhu, kecepatan, diameter poros, dan sistem pelumasan.
2.         Pelumasan Transmisi Roda Gigi Lures dan Roda Gigi Cacing
Oli mineral murni tidak tahan lama untuk pelumas pada beban berat dan beban hentakan transmisi roda gigi dan oli. Untuk sistem roda gigi, beban ringan yang terbuka diperlukan oli yang adhesi dengan logam dan ticlak terlempar dari roda gigi. Untuk roda gigi beban berat terbuka, campuran yang mengandung aspal ulet Bering digunakan dan pada suhu yang tinggi.
3.         Oli Silinder Uap
Oli silinder uap harus mempunyai titik nyala yang tinggi dan tidak mengandung bahan yang mudah menguap pada uap pangs. Minyak mengandung proporsi gemuk tertentu diperbolehkan beremulsi dengan cairan yang bersifat pelumas yang balk, adhesi pada logam cukup balk.
4.         Oli Motor
Oli motor bensin mengandung pembersih untuk mencegah mengendapnya kotoran. padat dengan menjaganya tetap dalam suspensi.
5.         Oli Hidrolik
Dengan alasan keselamatan, cairan hidrolik tidak mudah menyala, apalagi untuk sistem hidrolik yang bekerja di dekat api.
7.6.     Gemuk
Gemuk digunakan bila minyak tidak dapat dipakai. Gemuk adalah produk padat agak cair, umumnya tersusun dari minyak dan sabun di samping metode lain membuat gemuk. Kandungan minyak umumnya antara 75 — 95%. Gemuk lebih tahan karat, tahan oksidasi, tahan udara lembap dan sebagainya. Kita menggunakan gemuk apabila pemakaian oil mengalami kesulitan karma tidak ada penutup.
Gemuk bantalan mempunyai struktur halus atau butiran, sedangkan gemuk roda gigi ulet dan berserabut. Untuk roda gigi harus mempunyai adhesi yang kuat pada logam sehingga tidak terlempar keluar dari antara gigi. Gemuk roda gigi pada lemari roda gigi yang tidak tertutup adalah agar cair sehingga gemuk dapat kembali pada posisi semula.
Sesuai dengan jenis logam yang digunakan untuk sabun, kita membedakan jenis gemuk sebagai berikut.
1.          Gemuk Sabun Kalsium (Gemuk Kapur)
Gemuk ini tahan air tetapi tidak tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak antara 90–150°C. Gemuk sabun kalsium digunakan untuk pelumasan umum, terutama untuk bantalan luncur.
2.         Gemuk Sabun Natrium (Gemuk Soda)
Gemuk ini tidak tahan air, akan tetapi tahan suhu tinggi. Titik tetesnya terletak antara 150–230°C. Gemuk sabun natrium digunakan untuk pelumasan bantalan peluru dan bantalan golong.
3.         Gemuk Sabun Aluminium
Gemuk ini tahan air, akan tetapi tidak tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak pada 90°C. Gemuk ini sesuai untuk penggunaan khusus, yang memerlukan perlawanan terhadap daya lempar keluar.
4.         Gemuk Sabun Litium
Gemuk ini tahan air dan tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak pada 180°C. Gemuk sabun litium digunakan sebagai gemuk serba guna, yang berarti bahwa gemuk ini dapat digunakan untuk banyak macam keperluan.
5.         Gemuk Basa Campuran
Gemuk ini mengandung sabun kalsium dan sabun natrium, sifat gemuk ini tentu saja berada di antara sifat sabun kalsium dan sifat sabun natrium. Gemuk basa campuran digunakan sebagai gemuk serba guna, akan tetapi tidak mungkin di tempat yang ada air. Suhu kerja maksimum kira-kira 40°C, lebih rendah daripada titik tetes.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar