Laman

Sabtu, 31 Januari 2015

KLASIFIKASI BAJA TEKNOLOGI BAHAN

KLASIFIKASI BAJA

1.1.        Pengelompokan Baja.
 


Dalam praktek Baja bisa dikelompokkan menurut kepentingan yang berbeda-beda. Beberapa kemungkinannya adalah sebagai berikut:
1.    Menurut Baja komposisinya
a.     Baja Bukan paduan
Baja bukan paduan, mempunyai kandungan (maksimal):  0,5% Si;
0,8%;  Mn 0,1%;  Al 0,1%; Ti 0,25%;  dan Cu.
b.     Baja paduan rendah
Baja paduan rendah, mengandung unsur paduan maksimum 5%
c.     Baja paduan tinggi
Baja paduan tinggi, mengandung unsur paduan lebih dari 5%
d.     Baja menurut tingkat kemurniannya.
Yang dimaksudkan tingkat kemurnian, pada Baja adalah besar kecilnya unsur-unsur P dan S, yang dianggap sebagai unsur-unsur yang merusak sifat Baja.                         
1)      Baja biasa : kandungan P dan S masing-masing hingga 0,05%.
2)      Baja kualitas tinggi: kandungan P dan S masing-masing hingga 0,045%.  
3)      Baja mulia: kandungan Pdan S masing-masing hingga 0,035%



2. Menurut Proses Pembuatannya.
         Karena masing-masing proses pembuatannya mempunyai pengaruh terhadap sifat Baja yang dihasilkan, maka pengelompokan berdasar pada proses pembuatannya bisa dilakukan
a.     Baja “tungku listrik”.
b.     Baja Siemens-Martin (Baja S-M).
c.     Baja Linz-Donawitz (Baja L-D).
d.     Baja thomas.
e.     Dsb.
3. Menurut unsur paduannya
a.     Baja krom.
b.     Baja nikel-krom.
c.     Baja mangan.
d.     Baja wolfram
e.     Dsb
5. Menurut Penggunaannya.
    Pada umumnya hanya ada 2,yaitu:
a.     Baja konstruksi Mesin.
Baja konstruksi Mesin, dipakai sebagai bahan bagian-bagian  mesin,
peralatan-peralatan teknik lainnya.
b.     Baja perkakas.
Baja perkakas, dipakai untuk membuat bagian-bagian mesin atau
peralatan-peralatan teknik lainnya.
6. Menurut struktur larutan padatnya.
a.     Baja Austenit.
b.     Baja ferit.
c.     Baja martensit.
d.     Baja eutektik.
e.     Dsb
1.2. Kelompok Baja menurut standarisasi DIN.
      Dengan standarisasi, nama bahan; cara memproduksi; komposisi kimiawi; keadaan dan sifat satu bahan biasanya ditunjukkan dengan singkat dan jelas.
1. Baja Bukan Panduan
   Yang termasuk dalam lingkup Baja Bukan Paduan adalah Baja konstruksi mesin; Baja kualitas tinggi dan Baja mulia.
Baja konstruksi ditandai dengan St dan diikuti dengan kekuatan tarik minimumnya.
Kadang-kadang masih diikuti oleh kualifikasi tingkat kemurniannya.
Ada 3 tingkat yaitu:
1. biasa.
2. tinggi.
3. spesial.

Tingkat ini hanya menunjukkan tinggi rendahnya kadar unsur-unsur tersebut di atas semakin tinggi tingkat kemurniannya.
Contoh:
St 42.2 Baja konstruksi mesin dengan kekuatan tarik minimum ~ 420 N/mm2 dengan tingkat kemurnian tinggi
Baja kualitas tinggi ditandai dengan C dan kadar kandungan karbonnya (X100).


Baja mulia ditandai dengan huruf besar C dan huruf kecil k atau m di belakangnya kemudian, disusul kadar karbonnya  (100x)
K = kadar P dan S masing-masing
      maksimum 0,35%.
M = P maks 0,035%.
       S maks 0,020% - 0,035%.

Baja konstruksi mesin pada umumnya tak dipersiapkan untuk perlakukan panas. Sedangkan Baja-Baja kualitas tinggi dan mulia dipersiapkan untuk perlakukan panas selanjutnya, apabila memang diperlukan.
2. Baja Paduan
     Baja paduan ditandai dengan komposisi kimiawinya. Karena semua jenis Baja mengandung karbon, maka tanda C tidak dituliskan.


a. Baja Paduan Rendah.
Khusus untuk Baja paduan rendah, karena kadar paduannya rendah, maka diperlukan faktor pengali.
Faktor pengkali
Unsur
faktor
Cr; Co; Mn; Ni; Si; W
4
Al; Be; Pb; B; Cu; Nb; Ta; Ti;V; Zr ;Mo
10
P; S; N; Ce; c
100

Contoh :
 




45  Cr  Mo  V   6  7




 
 



Terdapat V, tetapi dalam jumlah relatif kecil


b. Baja Paduan Tinggi
            Seperti halnya pada Baja paduan rendah, Baja paduan tinggi ditandai dengan komposisi kimianya. Karena kadar paduannya tinggi, maka faktor pengali tidak dipakai, kecuali pada kadar karbon.
Contoh

            X   5   Cr   Ni    Mo    18    12
Kadar  Cr =  18 %
 
 
Baja Paduan Tinggi
 
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       
Kadar  Ni =  12 %
 
 



Terdapat Mo, tetapi dalam jumlah relatif kecil
3.  Bahan-bahan Tuangan
            Untuk bahan-bahan tuangan, ditandai dengan awalan huruf besar G, diikuti tanda untuk jenisnya kemudian ditutup dengan kekuatan tarik minimumnya. Jenis tuangan yang ditunjukkan dengan awalan huruf yaitu:
            GS        = Besi Tuang umum
            GG       = Besi Tuang Kelabu
            GGG  = Besi Tuang Nodular (Grafit Bulat)
            GH       = Besi Tuang Keras (di Cil)
            GT     = Besi Tuang Temper (Baja Tuang mampu Tempa)
            GTS   = Besi Tuang Temper Hitam
            GTW = Besi Tuang Temper Putih
Contoh – contoh:
                       


















4. Jenis – Jenis Baja
      Jenis baja yang akan dibahas terbatas hanya pada baja yang umum dipakai pada struktur bidang permesinan.
a. Baja Konstruksi
      Dalam kaitannya dengan permesinan, yang dimaksud di sini adalah baja konstruksi mesin. Unsur yang paling menentukan sifat baja adalah unsur karbon (C). Kenaikan kadar C akan mengakibatkan naiknya kekerasan dan kekuatan, tetapi batas mulurnya turun dan semakin getas. Selain itu mampu las dan mampu mesinnya juga ikut menurun. Berikut adalah beberapa contoh baja konstruksi mesin, dengan sifat-sifat yang penting dan penggunaannya.
Tabel 2.1  Jenis-jenis Baja Konstruksi Mesin
Jenis dan kualitas
C
(%)
Rm
N/mm2
Re
N/mm2
Pemuluran
Pemesinan
Dipilih
Penggunaan
1
2
3
St 37


-
320 ~ 490
~
18
~
Bagian Mesin sederhana beban ringan

St 37-2
R St 37-3
0,2
360 ~ 440
230
24
R St 37-2
Bagian mesin sederhana beban ringan, keuletan tinggi

St 44-2 
R St 44-3
0,25
410 ~ 490
250
21
R St 44-2
Poros,tanpa tuntutan keausan. Bagian transmisi beban ringan.

St 50-2
-
0,3
490 ~ 590
280
19
St 50-2
Bagian transmisi beban tinggi. Poros kecil tinggi.

-
St 52-3
0,2
510 ~ 610
340
25
-
Cocok untuk konst. Dengan pengelasan.

St 60-2
-
0,4
590~710
320
15
St 60-2
Bagian transmisi beban tinggi. Poros kecil tinggi.

St 70-2
-
0,5
690 ~ 830
350
10
St 70-2
Bagian mesin beban tinggi.
b. Baja Keras Permukaan
      Baja keras permukaan dipakai untuk bagian-bagian mesin yang dituntut kekuatan tinggi, keuletan tinggi bagian dalamnya untuk menahan beban-beban kejut atau beban tumbuk dan putar. Selain itu di bagian permukaannya dituntut ketahanan aus yang tinggi. Contoh : Roda gigi; sambungan putar; bagian-bagian dari transmisi roda gigi dan lain-lain. Pada umumnya baja-baja keras permukaan mempunyai kadar karbon yang rendah, kurang lebih antara 0,2 %. Batas kadar karbon pada baja untuk dapat dikeraskan adalah berkisar 0,3 %, oleh sebab itu baja keras permukaan harus mengalami proses pengarbonan supaya dapat mencapai tingkat kekerasan yang diinginkan.



Tabel 2.2. Beberapa Baja Keras Permukaan
Jenis Baja
Kekuatan tarik  N/mm2
Penggunaan
C10; Ck 10
500 ÷ 800
Bagian-bagian mesin yang berukuran kecil yang
dituntut tahan aus.
C15 ;Ck 15;Cm 15
600÷900
15 Cr 3
700÷1050
Bagian bagian mesin berukuran kecil
Yang dituntut sangat tahan aus
16 Mn Cr5
800÷1400
Roda Gigi, poros
16 Mn Cr S 5
20 Mn Cr 5
20 Mn Cr S 5
20 Mo Cr 4
800÷1400
Untuk bagian-bagian mesin yang dituntut tahan aus, kekuatan tarik tinggi, keuletan tinggi
20 Mo Cr s 5
25 Mo Cr 4
17 Mo Cr S 4
15 Cr Ni 6
900÷1450
Untuk bagian-bagian mesin yang dutuntut sangat tahan aus kekuatan sangat tinggi dan keuletan yang tinggi
15 Cr Ni 8
17 Cr Ni Mo 6
1.3.3. Baja Temper        
            Temper adalah salah satu bentuk perlakuan panas, di mana hasilnya berupa peningkatan kekuatan keuletan. Akibat yang lain adalah penurunan kekerasan bahan. Proses untuk mendapatkan baja temper adalah seperti proses pengerasan kemudian ditemper dengan suhu yang agak tinggi antara 4000 C sampai 7000 C. Dengan demikian bahan yang mungkin dijadikan baja temper adalah baja yang mempunyai kadar karbon lebih besar dari 0,2 %, dan dengan kualitas kemurnian yang tinggi. Baja temper terutama digunakan sebagai bahan-bahan bagian-bagian mesin dengan beban mekanis yang tinggi.
Tabel 2.3. Jenis Baja-baja Temper
4. Baja Otomat
            Dengan penambahan unsur sulfur kurang lebih 0,2 %, sifat mampu mesin menjadi lebih baik. Unsur s akan membentuk sulfida dengan Fe atau dengan bahan paduan Mn sulfida yang terbentuk menyebabkan tatal (beram) yang terjadi selama permesinan pendek-pendek. Tatal yang pendek sangat menguntungkan untuk pengerjaan dengan mesin-mesin otomatis, oleh sebab itu pula baja ini disebut baja otomat. Kadang-kadang unsur Pb ditambahkan, supaya permukaan hasil permesinan lebih baik.
Bebrapa baja otomat yang penting: 
a.    S 20;  10  S Pb 20; 
b.    9 S Mn 28;  9 S Mn Pb 28; 9 S Mn 36; 9 S Mn Pb 36;
c.    35 S 20; 35 S 20; 35 S 20.
5. Baja Perkakas
      Pembuatan benda teknik biasanya dilakukan dengan pemotongan (misalnya: pengeboran, bubut, frais, dan sebagainya) maupun tanpa pemotongan (misalnya: cetak tekan, pembentukan tekan dan sebagainya). Pengelompokan baja perkakas yaitu:
1)      Baja perkakas bukan paduan
2)      Baja perkakas dingin paduan
3)      Baja perkakas panas paduan
4)      Baja perkakas kecepatan tinggi
a.    Baja Perkakas Bukan Paduan
Baja perkakas jenis ini hanya dibedakan dengan tinggi rendahnya kadar karbon. Kadar karbon yang terkandung dalam baja perkakas berkisar antara 0,5 – 1,6 %.


Tabel 2.4. Baja perkakas Bukan Paduan
Jenis baja Perkakas
Penggunaan
C 125 W 1
Cetakan tarik, pisau cukur, kikir, dan lain sebagainya
C 125 W 2
Mata bor, peluas dan lain sebagainya
C 100 W 1
Pisau frais, perkakas kayu, cetakan tarik dalam
C 90 W 2
Bor batu, pisau, cetakan tekan
C 70 W 1
Bor batu
C 70 W 2
Pisau saku, palu
Keterangan :
 W:       Baja perkakas
1 dan 2 Kualitas kemurnian.
b.    Baja perkakas Dingin Paduan
Banyak digunakan untuk perkakas potong kecepatan rendah, di mana suhu pemotongan kurang dari 2000 C. Bila dipakai perkakas pembentuk (tanpa pemotongan), suhu kerjanya sebaiknya hanya sampai 3000C. Selain mengandung unsur karbon C hingga 2 %, unsur-unsur Cr, Mo, V, W dan Ni ditambahkan untuk meningkatkan ketahanan aus dan kemampuan memotong. Beberapa contoh baja Perkakas Dingin Paduan yaitu:
90 Cr Si 5
62 Si mn Cr 4
45 W Cr V 7
60 W Cr V 7
      100 Mn Cr W 4
      145 Cr 6
X 210 Cr W 12
X 155 Cr V Mo 12 1


c. Baja Perkakas Panas Paduan
            Jenis baja ini banya digunakan sebagai bahan cetakan, misalnya cetakan tekan, tempa, cetakan mur, baut paku keling dan sebagainya, jarang digunakan sebagai perkakas potong. Suhu kerja berkisar antara 300 – 12000 C, dengan suhu kerja demikian tinggi maka baja keras, tahan aus dan kekuatan serta keuletannya tidak berubah pada suhu tinggi. Dengan unsur-unsur paduan Cr, Mo W, V, dan Ni sifat-sifat yang dituntut seperti tersebut di atas dapat dicapai. Beberapa contoh Bja Perkakas Panas paduan, yaitu:
            X 38 Cr Mo V 5  1
X 40 Cr Mo V 5  1
X 32 Cr Mo V 3  3
   56 Ni Cr  Mo V 7
X 2 Ni Co Mo 18 9 5
d. Baja Perkakas Kecepatan Tinggi (High Speed Steel = HSS)
            Baja HSS dipakai untuk proses pengerjaan logam dengan pemotongan. Suhu kerja untuk HSS biasanya mencapai 6000 C. Sifat kekerasan, keuletan, ketahanan aus dan panas tidak mengalami perubahan pada suhu kerja. Sifat-sifat tersebut dicapai dengan penambahan unsur-unsur paduan Cr, W, Mo, V, Co, dan kadar C rata-rata 0,8 %. Unsur-unsur paduan tersebut akan bereaksi dengan karbon membentuk karbida yang sangat keras dan tahan aus serta suhu tinggi.









































 








Perbandingan perkakas bukan  (C 100 W1)
dengan paduan dengan HSS (S 18-1-2-5)

Penamaan pahat perkakas kecepatan tinggi (high speed Steel = HSS) yaitu:
 S         18   -    1     -     2     -     5
           





W; Mo; V; dan Co selalu berurutan
Misalnya :
S 18 – 1 – 2 – 10                     S 18 – 1 – 4 – 5                       S  2 – 9 - 1
S 12 – 1 – 4                             S 18 – 4 – 3 – 10                     S 6 – 5 – 2


1.4. Tabel-Tabel Baja
Tabel 2.5. Baja-baja menurut Standar Jepang (JIS)
 
           

Tugas 5:
1.      Tuliskan kelompok baja sesuai dengan kepentingannya masing-masing.
2.      Tuliskan cara penulisan baja menurut standar DIN, di antaranya jenis baja bukan paduan, paduan rendah, paduan tinggi, baja tuang, masing-masing 2 jenis, serta tuliskan artinya yang saudara tuliskan.
3.      Tuliskan arti jenis-jenis baja yang tertera pada tabel 2.1
4.      Tuliskan arti jenis-jenis baja yang tertera pada tabel 2.2
5.      Tentukan jenis baja, masing-masing : baja konstruksi mesin, baja paduan rendah, yang tertera pada tabel 2.3, masing-masing 5 contoh dan tuliskan juga artinya.
6.      Tuliskan arti jenis-jenis baja yang tertera pada halaman 2-13
7.      Tuliskan arti jenis-jenis baja yang tertera pada halaman 2-14

8.      Tuliskan arti jenis-jenis baja yang tertera pada halaman 2-15

3 komentar: