Laman

Sabtu, 31 Januari 2015

DIAGRAM FASA TEKNOLOGI BAHAN

IV. DIAGRAM FASA LOGAM
 


4.1. Kurva pendinginan logam murni
Logam murni dalam keadaan cair, atom-atomnya memiliki gaya tarik-menarik yang lemah dan tersusun secara random. Jika logam cair tersebut dibiarkan mendingin maka pada temperatur tertentu logam tersebut akan membeku. Perubahan keadaan dari cair ke padat berlangsung pada temperatur pembekuan, dan proses pembekuan ini disebut solidification. Panas yang  dilepaskan selama pembekuan ini disebut panas laten. Logam dalam keadaan padat memiliki tingkat energi yang lebih rendah daripada dalam keadaan cair, sehingga atom-atom logam tersebut memiliki energi yang kurang untuk dapat bergerak/mengalir.
Selama pembekuan atom-atom menyusun dirinya secara teratur dan berulang-ulang dengan gaya ikatan yang kuat membentuk logam padat.
Di bawah ini ditunjukkan contoh kurva pendinginan dari logam murni. Kurva pendinginan tidaklah selalu sederhana seperti yang terlihat pada gambar 4.1 misalnya untuk pendinginan besi murni ternyata lebih rumit (gambar 4.2).
Untuk besi murni (Fe) pada temperatur 1535° sudah terjadi pembekuan, tetapi pada temperatur yang lebih rendah lagi masih terdapat titik hentian yang lain, yakni pada temperatur 1390° C, 910° dan 768°C.
Hal ini adalah disebabkan masih terdapatnya perubahan struktur dari besi yang sudah membeku tersebut, dan dengan adanya perubahan struktur ini dikenal 3 jenis besi yakni besi / β; besi δ, dan besi γ.
Sebenarnya besi α, dan besi β mempunyai struktur yang sama, hanya terdapat sedikit perbedaan sifat magnetisnya.



Text Box: ParamagetikText Box: Ferro magnetikText Box: Temperatur 0C
 











Gambar  4.1. Kurva pendinginan logam murni



4.2.    DIAGRAM FASA PADUAN
     Pada pembahasaan berikut ini paduan yang dibicarakan hanya terbatas pada panduan dua jenis lagam saja atau sering di sebut paduan biner.
a. Diagram Paduan Yang Larut Sempurna Dalam Keadaan Cair Maupun Padat.
            Pada kurva pendinginan logam murni seperti dijelaskan diatas memperlihatkan terdapat hanya satu titik hentikan ( solidification). Sedangkan pada logam paduan terdapat dua titik hentikan, yaitu titik mulainya pembekuan dan titik akhir pembekuan ( liquidus dan solidus).
Antara liquidus dan solidus terdapat larutan logam padat. Paduan logam yang mempunyai diagram semacam ini ialah: Ni-Cu, Au-Ag, Au-Pt,Cr-Mo,W-Mo.


(a)


(b)
Gambar 4.3. Diagram paduan yang larut seluruhnya
     Dalam keadaan padat maupun cair

Sebagai contoh pembacaan diagram di atas  :  satu paduan dengan komposisi X%, pada temperatur T2. paduan terdiri dari bagian cair dan bagian padat.
Untuk mendapatkan perbandingan bagian padat dan bagian cair pada temperatur T2 ini , ditarik dari garis mendatar yaitu garis isothermal ( tei line ) dan dengan menggunakan azas ( lever  rule ) diperoleh:


Proses pembekuan paduan dengan komposisi  X  ini berlangsung sebagai berikut : Pembekuan dimulai pada suhu T1 dan pada penurunan temperatur selanjutnya bagian yang padat semakin meningkat dan bagian cair semakin berkurang, akhirnya pada temperatur T3 paduan sudah membeku seluruhnya . paduan padat yang diperoleh, seluruhnya mempunyai komposisi  X%.

b.  Diagram paduan yang larut sempurna dalam keadaan cair tetapi tidak larut dalam keadaan padat .

Sebagaimana halnya pada jenis paduan yang terlebih dahulu, pada jenis paduan ini juga di temui garis liquidus. Tetapi pada keadaan tertentu untuk jenis paduan semacam ini ditemukan satu titik eutectic, yaitu satu keadaan (pada komposisi tertentu) paduan pada keadaan cair langsung berubah menjadi padat. Logam-logam yang mempunyai paduan semacam ini adalah: Pb – Sb ; Al – Si ; Au – Si dan Sn – Zn. Di bawah ini diberikan bentuk diagram phasa untuk jenis paduan ini. ( lihat gambar 4.4 ).
Untuk menjelaskan proses berlangsungnya pembekuan, kita ambil contoh di bawah ini. Untuk paduan logam A & B pada gambar 4.4 dengan komposisi 80% logam A dan 20 % logam B.
1.      Pada suhu di atas t1 paduan berada dalam keadaan cair.
2.      Pada suhu tepat t3 logam murni A mulai mengkristal










4.4.  Diagram paduan yang larut sempurna dalam keadaan cair tetapi tidak larut dalam keadaan padat

1)      Pada suhu Tx, untuk mengetahui perbandingan bagian logam A yang mudah membeku ( mengkristal ) dengan sisa cairan,  digunakan azas tuas ( lever rule ):
2)      pada suhu t6 bagian cair yang masih tersisa akan membeku secara serentak sehingga seluruh paduan sudah menjadi padat. Bagian paduan yang membeku terakhir ini disebut eutecticyang mempunyai bentuk struktur halus.
3)      Dengan demikian, untuk paduan 80% logam A dan 20% logam B bentuk struktur yang diperoleh adalah kristal logam A di antara paduan eutectic.

c. Diagram paduan yang larut sempurna dalam keadaan cair tetapi tidak larut dalam keadaan padat dan membentuk senyawa

Untuk jenis paduan yang melarut sempurna dalam keadaan cair dan tidak melarut dalam keadaan padat, selain seperti sudah dijelaskan di atas, dalam beberapa jenis paduan dapat membentuk senyawa. Logam-logam yang mempunyai paduan seperti ini adalah : Mg – si, Au – Bi, Mg – Sn, Mg – Pb, dan Co – Sb, Untuk menjelaskan diagram paduan ini, kita lihat untuk paduan A dan B yang mana akan membentuk senyawa AmBn.

Gambar  4.5. Diagram paduan yang larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut dalam keadaan padat dan membentuk senyawa

 Senyawa AmBn merupakan satu komponen yang berdiri sendiri pada diagram dan mempunyai satu titik cair yang mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari titik cair logam murni asalnya ( logam murni A dan B )
Diagram paduan jenis ini meliputi dua sistim yaitu :
1. A - AmBn dan
2. AmBn – B
masing-masing sistim ini adalah merupakan tipe dari diagram pembekuan yang sudah dijelaskan pada halaman terdahulu.
Pada sistim A - AmBn permulaan pembekuan ditunjukkan oleh garis A1E1C1. pemisahan logam murni A memadat, dari cairan sepanjang garis E1C1 akhir pembekuan paduan terjadi pada sepanjang garis suhu eutectic D1E1F1.
Kristal A dan AmBn  terpisah secara serentak dari cairan pada titik E1, campuran ini mempunyai komposisi eutectic. Pada paduan sistim AmBn  - B, pembekuan mulai sepanjang garis C1E2B1. senyawa AmBterpisah sepanjang garis C1E2 dan logam murni B padat terpisah sepanjang garis E2B1.
Paduan akan membeku secara keseluruhan pada suhu eutectec           (garis KE2L1).  Paduan eutectic ditunjukan oleh titik E2 yang terdiri dari AmBn.+B.
d. Diagram paduan larut sempurna dalam keadaan cair larut sebagian dalam keadaan padat.
Dalam paduan ada juga di temukan komponen yang larut sempurna dalam keadaan cair tetapi hanya dapat larut sebagian dalam keadaan padat. Logam-logam yang mempunyai paduan seperti ini ialah : Cu – Sn, Cu – Zn,Cu – Be,Cu – Al, CU – Ag, Al – Mg, dan Pb – Sn.
Pada satuan semacam ini di hasilkan dua tipe diagram fasa yaitu :
1.      tipe eutectic dan
2.      tipe peritectic
1.  Tipe eutectic
jika diperhatikan diagram paduan Pb – Sn di bawah, titik berada pada temperatur 180°C  disebut temperatur eutectic. Komposisi pada perpotongan antara garis solidus dan liquidus adalah komposisi eutectic ( Ce ).
Gambar 4.6. Diagram paduan yang larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebahagian dalam keadaan padat, type eutectics.
Bila kita perhatikan paduan dengan 90 % Pb dan 10 % Sn disini paduan mengandung lebih sedikit Sn bila dibanding pada konsentrasi α e. Proses pembekuan pada konsentrasi ini mempunyai kesamaan dengan padauan yang larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebagian dalam keadaan padat. Pembekuan dimulai pada temperatur T1 dan berakhir pada T2, sehingga didapatkan larutan padat. Batas kelarutan Sn dalam Pb ini dicapai pada temperatur T3, tetapi setelah temperatur T3 turun mu;lai terbentuk larutan padat β, dan sehingga temperatur T4 terjadi larutan padat α + β. Perbandingan α  dan β ini dapat dihitung dengan rumus lever rule:

Jika kita menghitung jumlah β, adalah:

           
2.  Tipe peritectics

            Secara garis besar diagram ini ditunjukkan pada gambar 3. 9/7 adalah paduan Co – Cu.



Gambar 4.7. Diagram paduan yang larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebahagian dalam keadaan padat, type peritectics.

Sama halnya dengan diagram tipe eutectic, diagram ini mempunyai garis solidus pada temperatur peritektik Tp. Proses pembekuan paduan pada konsentrasi paduan 100% Co sampai αp mempunyai kesaam dengan diagram paduan tipe eutectic pada konsentrasi 100 % Pb sampai αe. Proses pembekuan paduan pada konsentrasi Lp sampai 100% Cu mempunyai kesamaan dengan diagram  larut sempurna dalam keadaan padat.
 Hal yang baru di sini adalah pada komposisi βp dan Lp. Bila kita tinjau pada satu paduan dengan komposisi peritektic Cp, pembekuan terjadi pada T1 di hasilkan pase α dengan komposisi α1, setelah temperatur pembekuan mencapai Tp maka di capai komposisi α p dan tertinggal cairan dengan komposisi Lp. Pada temperatur peritektik ini seluruh cairan bereaksi dengan α p untuk membentuk  β dengan komposisi Cp.
Pembekuan paduan pada komposisi antara  α p dam βp adalah sama dengan pada konsentrasi peritektik. Pada temperatur peritektik Tp didapatkan Lp dan    α p tetapi mempunyai perbandingan yang lain, kemudian pada temperatur peritectic ini seluruh cairan bereaksi dengan sebagian α p dan membentuk βp.
                    
Setelah reaksi terjadi didapat   L + β dan akhirnya terbentuk  pase β setelah melampaui garis solidus.
e. Diagram Fe – Fe3C
Diagram ini merupakan  dasar dari teknik paduan besi (baja dan besi tuang). Sementit (Fe3 C) terdiri dari 6,67 % C terbentuk dari laju pendinginan yang cepat, jika laju pendinginan lambat akan terbentuk karbon (grafit) yang terpisah struktur kristal sementit adalah ortorombik.
 



(b)
Gambar 4.8. Diagram Fe – Fe3C
Gambar (a) menunjukkan garis dan daerah













 





















Gambar (b) menunjukkan struktur campuran dalam berbag daerah

Diagram keseimbangan besi – zat arang di tunjukan oleh garis putus- putus pada diagram phase Fe – Fe3C. Grafit lebih stabil dari Fe3C.Maka diagram Fe –Fe3C dapat di anggap sebagai satu diagram phase yang metastabil. Kebanyakan baja hanya mengandung besi karbit dan bukan grafit, sehingga dalam pemakaian diagram Fe – Fe3 sangat penting.
Pada gambar 6.8 dapat kita lihat terdapat dua belas daerah.
1.      Garis ABCD menunjukkan dimulainya pembekuaan logam cair, di atas garis ini semua larutan cair homogen (daerah I).
2.      Antara garis ABCD dan AHJECF terdapat dua phase yaitu cair dan padat (daerah II dan III).
Cairan akan memadat seluruhnya secara serentak pada suhu 1130­­oC membentuk kristal austenit dengan 2 % C sampai (titik E) dan kristal simentit dengan 6,67 % C (titik F) kristal austenit dan simentit membentuk campuran etektis yang disebut lideburit (titik C)campuran pada titik ini terdapat 4,3 % C.
Austentit adalah larutan padat (solid solution) yang memiliki susunan kristal FCC dengan kandungan karbon 0,78 sampai 2 %.
Ferrit adalah intersisi larutan padat dari karbon dalam besi pada suhu kamar terdapat 0,006 % C dan maksimum 0,05 %C pada temperatur 7230 C (titik P) struktur kristal ferrit adalah bcc.
Pada temperatur 7230 C dengan 0,8 % C (titik S) austenit terurai secara serentak menjadi ferrit dan simentit membentuk campuran etechtoid yang disebut perlit.
Baja hypoeutectoid adalah besi dengan paduan kurang dari 0,8 % C. Jika baja hypereutectoid didinginkan di bawah garis SE, austentit terurai sebagian menjadi sementit (sementit sekunder), terbentuk dari pembekuan cairan sepanjang garis CD.
Tugas 7 :
1.      Tuliskan apa perbedaan antara diagram fasa logam murni bukan besi dengan logam murni besi.
2.      Tuliskan apa perbedaan antara diagram fasa logam paduan bukan besi dengan logam paduan besi (baja).
3.      Jelaskan apa yang terjadi pada logam besi murni jika didinginkan dari temperatur cair hingga temperatur ruang, lihat diagram fasa pada halaman 4-3.
4.      Jelaskan proses pembekuan logam paduan bukan besi Pb-Sn pada gambar 4.6, pada komposisi 10% Pb dan 90% Sn, hitung komposisi pada setiap perubahan fasanya.
5.      Diagram paduan disebut diagram paduan apa untuk paduan Al-Si, jelaskan fasa-fasa yang terbentuk jika paduan didinginkan dari temperatur cair, dengan komposisi 80 dan 20 % paduan, seperti ditunjukkan pada gambar 4.4.
6.      Jelaskan dan hitung komposisi paduan pada setiap perubahan fasa untuk baja karbon dengan komposisi 1% karbon, jika didinginkan dari keadaan cair hingga ke temperatur ruang, lihat diagram fasa baja karbon gambar 4.8 diagram fasa Fe – Fe3C


Tidak ada komentar:

Posting Komentar