Senin, 09 Februari 2015
Sabtu, 07 Februari 2015
Sabtu, 31 Januari 2015
KOROSI LOGAM TEKNOLOGI BAHAN
KOROSI LOGAM

7.1. KOROSI
( CORROSION)
Korosi adalah kerusakan bahan yang disebabkan
oleh reaksi kimia atau elektro kimia dengan lingkungannya.
a. Korosi Secara Kimiawi
Pada umumnya lingkugan basah atau lembab mempermudah terjadinya korosi,
seperti besi tercelup dalam air, tetesan embun diatas baja atau besi dan lain
sebagainya. Berikut ini adalah contoh-contoh korosi secara kimia.
1.
Korosi logam dalam larutan asam
Contohnya :
Seng dalam larutan klorida

Seng pada larutan asam sulfat

Besi dalam larutan klorida

2.
Kororsi logam dalam larutan netral dan basa
Contohnya :
Besi
dalam udara lembab

Seng berada dalam udara lembab


7.2 Korosi Secara Elektrokimia
Hal
ini adalah reaksi kimia yang melibatkan perpindahan elektro, yaitu reaksi kimia
yang meliputi oksidasi dan reduksi. Proses ini dapat dipahami dengan
memperhatikan reaksi korosi antara seng dan HCl. Karena asam kloridadan garam
seng klorida terionisasi dalam air,maka terjadi reaksi sebagai berikut. :

dengan menghilangkan ion klorida maka

Kemudian
reaksi (2) dapat diuraikan ke dalam reaksi oksidasi dan reaksi reduksi secara
terpisah yaitu :


Secara
skematik proses ini dapat dijelaskan pada gambar dibawah ini :
![]() |
Gambar 7.1. Reaksi elektro kimia dari seng yang
Terkorosi dalam asam
7.3.
Pencegahan Terhadap Korosi
1. Painting
Painting
adalah proses perlindungan terhadp kororsi dengan cara melapiskan cat pada
permukaan logam, dimana disamping mencegah korosi juga untuk mendapatkan warna
yang menarik. Kualitas painting akan semakin baik bila baja yang akan dicat
dicelupkan dulu ke dalam asam fosfat.
2. Elektro
Plating
Elektro
plating adalah suatau proses pengendapan dalam (pelapisan) logam pada permukaan
logam lain secara elektrolisa dimana endapan logam yang terjadi bersifat
adhesive terhadap permukaan logam dasar.
Tujuan
elektro plating adalah :
- Memperbaiki
tampak rupa
- Mencegah
terjadinya korosi
- Meningkatkan
ketahanan logam dasarterhadap gesekan
- Memperbaiki
ukuran dan toleransi logam dasar

Gambar 7.2. Prinsip kerja elektro plating dengan
pelapisan
Tembaga (Cu) pada besi (Fe)
Hubungan
antara besarnya arus listrik dengan jumlah zat yang dibebaskan dalam larutan
tersebut dinyatakan oleh Michael Faraday (1791 – 1867) yaitu :


dimana : G =
Massa zat yang terbentuk (gram)
e
= Berat
equivalent zat yang dibebaskan
I = Kuat
arus yang mengalir (amphere)
t = Waktu mengalir (detik)
1F = 96500
coulomb, yaitu jumlah arus listrik yang diperlukan untuk mem bebaskan 1 gram equivalent
(1 grek) suatu zat.
Kemudian :
e = Berat
atom sesuatu zat
Valensi atom tersebut

Bila besarnya arus = 1 coulomb atau 1 amphere dalam
satu detik maka :
G
= z . I . t
Dimana : z dalam 

Macam-macam
system elektro plating
3.
Rack Plating
Adalah suatu system pelapisan yang menggunakan alat
sebagai tempat menggantungkan baranag yang akan dilapis, dimana alat (rack) ini
berfungsi juga menghantarkan arus listrik.
Tipe rack yang digunakan adalah sebagai berikut :
- Tipe bilah
tunggal
![]() |
- Tipe T
![]() |
- Tipe kotak
![]() |
- Tipe bilah
banyak

- Continous Plating
Adalah system pelapisan yang terus menerus, dimana
barang yang akan dilapis bergerak menuju larutan dan keluar secara berantai.
Biasanya barang yang akan dilapis adalah berbentuk kawat yang panjang (gambar 7.
3a) dan juga barang yang berbentuk lembaran-lembaran (lihat gambar 7. 3b).
Waktu operasi proses untuk ini dapat dihitung
sebagai berikut :

T = Waktu operasi (menit)
L = Panjang kawat / lembaran (m)
s =
Kecepatan roll (meter / mmt)
![]() |

(b)
Gambar 7.3. Continus plating
Berikut ini akan diberikan contoh beberapa logam
yang sering dipakai untuk melapis logam dasar.
a. Zink Plating
Zink plating digunakan
untuk mencegah korosi akibat atmosphere, dimana proses ini menggunakan
elektrolit, seperti sodium cyanide, caustic soda, dan zink oksida, hasil
pelapisan ini sangat baik dicat bila untuk mendapatkan dekorasi dan biayanya
lebih murah dari cadmium plating.
b. Cadmium Plating
Hasil proses ini
lebih tahan terhadap korosi bila dibandingkan dengan zink plating, dimana
elektrolit yang digunakan adalah cyanide salts. Pelapisan cadmium ini sangat
baik mencegah korosi akibat listrik tetapi tidak cocok untuk melapisi kuningan
ataupun tembaga.
c. Tin Plating
Pelapisan ini
sangat baik dilakukan untuk mencegah cemaran pada campuran organic yang ada
pada kaleng makanan dan juga kaleng oksigen.
d. Nikel Plating
Disamping
mendapat yang anti korosi, lapisan ini juga mendapatkan hasil yang tahan
gesekan, kemudian nikel plating juga dilakukan sebagai semir untuk mendapat
dekorasi tetapi harus didasari oleh tembaga.
e. Chorm Plating
Elektrolit yang
digunakan pada pelapisan chromium ini adalah larutan asam chromium (CrO3)
atau chromium trioksida, dimana pelapisan ini digunakan antara lain :
1. Mendapatkan dekorasi yang baik (Decorative
chromium)
2.
Mendapatkan
finishing yang keras, tahan korosi, gesekan, dan goresan (Hard chromium)
Tebal pelapisan untuk decorative chromium biasanya
antara 0,015 – 0,025 mm. Paduan nikel seperti stainless steel monel (Ni – Ag)
dapat langsung dilapisi dengan chromium tetapi logam dasar yang telah
mengandung tembaga seperti kuningan (brass), perunggu (bronze), atau tembaga
itu sendiri sebaiknya terlebih dahulu dilapisi dengan tembaga dan nikel. Pada
pelapisan hard chromium logam dasarnya tidak perlu dilapis dengan tembaga dan
nikel.
Hubungan antara tebal pelapisan dengan kekerasan
logam dasar dapat dilihat pada table di bawah ini :
Kekasaran Logam
Dasar HRC
|
Tebal pelapisan
Micron
|
Kekerasan yang
didapat
|
63
|
1,27
|
Sama dengan kekerasan
Logam dasar semula
|
63
|
38,1 – 50,8
|
Lebih keras dari logam
Dasar semula
|
7.4 Anodising
Aluminium dan
magnesium tahan terhadap korosi atmosphere karena pada bagian luarnya terbentuk
oksid-oksid yang tahan terhadap korosi atmosphere tanpa dilindungi, tetapi hal
ini tidak terdapat pada semua logam, maka untuk membentuk lapisan, oksid ini
dibuat suatu proses yang disebut anodizing.
Proses ini
terdiri dari gantungan komponen dalam larutan asam sulfat dan dihubungkan
dengan kutub positif dari circuit sehingga ini menjadi anoda, bak baja yang
merupakan tempat larutan adalah kutub negative atau katoda.
Lapisan oksid
yang dihasilkan adalah keras dan pada mulanya bersifat absorbsi sehingga dapat
dicat dengan mencelupkannya dalma bak larutan cat, caranya sama dengan
pencelupan warna kain dari pakaian, setelah permukaannya dilapisi kemudian
dicelupkan lagi pada air 30 menit.
Sistem ini akan
menghasilkan lapisan yang rata dan halus dan juga warnanya tahan lama.
7.5 Hot Dipped Coating
Proses ini
digunakan untuk mencegah korosi tanpa mempergunakan elektrolit, bahan pelapis
yang sering dipakai adalah timah atau seng, bila logam dasar dilapisi dengan
cara mencelupkannya ke dalam seng panas maka proses ini disebut galvanising dan
bila dicelupkan ke dalam timah putih / timah hitam disebut terneplate.
Metode yang lain
yang hampir sama dengan system coating ini adalah dengan cara menempatkan baja
dalam bubuk seng dan kemudian dipanasi dalam dapur sampai titik cair terendah
dari seng. Metode ini memberikan pelapisan yang baik karena kepadatan
lapisannya lebih sempurna dibanding dengan system lain.
Tugas
10:
1.
Tuliskan
kondisi-kondisi yang memungkinkan terjadinya proses pembusukan logam (korosi)
2.
Tuliskan dan
berikan contoh-contoh korosi kimiawi dan korosi elektrolisa
3.
Cara apa saja
yang dapat dilakukan untuk mencegah korosi logam
4.
Jelaskan
pencegahan dengan proses anoidizing
5.
Apa perbedaan
antara anoidizing dengan galvanizing
Langganan:
Postingan (Atom)